Beranda / Politik dan Hukum / Soal Dana Kampanye Tak Transparan, Ini Alasan PAS Abdya Mengalihkan Dukungan

Soal Dana Kampanye Tak Transparan, Ini Alasan PAS Abdya Mengalihkan Dukungan

Selasa, 10 Desember 2024 10:30 WIB

Font: Ukuran: - +

Ketua Mustasyar Partai Islam Sejahtera (PAS) Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya), Teungku Ramli Sulaiman. [Foto: dokumen untuk dialeksis.com]


DIALEKSIS.COM | Blangpidie - Ketua Mustasyar Partai Islam Sejahtera (PAS) Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya), Teungku Ramli Sulaiman, menyampaikan keprihatinan yang mendalam terkait dengan sikap Tu Bulqaini mengenai pengelolaan dana kampanye. 

Teungku Ramli Sulaiman yang juga Ketua Himpunan Ulama Dayah Aceh (HUDA) Kabupaten Abdya, mengatakan dana kampanye Om Bus, tidak dialokasikan secara transparan dan malah masuk ke rekening pribadi. 

“Hal ini menimbulkan banyak pertanyaan mengenai integritas manajemen dana kampanye dari Om Bus dalam Partai PAS di Aceh sendiri," ungkap Teungku Ramli Sulaiman, Selasa (10/12/2024).

Menurutnya, ketidaktransparanan dalam pengelolaan dana kampanye bukan sekadar isu internal yang kecil. Sebaliknya, ini menyangkut marwah dan kehormatan partai politik.

Pihaknya menekankan pentingnya keterbukaan dan musyawarah dalam pengambilan keputusan, terutama karena pengurus PAS rata-rata berasal dari kalangan Dayah, yang seharusnya memiliki standar etika yang tinggi dalam berpolitik. 

Dalam pandangannya, dukungan yang diberikan oleh ulama dan pemimpin masyarakat haruslah berdasarkan pada prinsip kejujuran dan keadilan, bukan pada kepentingan pribadi atau kelompok tertentu.

Praktik pengelolaan dana yang tidak transparan seperti ini berpotensi mengikis kepercayaan publik terhadap partai. Tengku Ramli Sulaiman berargumen bahwa jika pengelolaan dana kampanye dibiarkan dalam ketidakjelasan, maka partai politik tidak akan mampu memenangkan kandidat manapun, dan bahkan dapat ditinggalkan oleh pemilih. 

"Dalam dunia politik yang kompetitif, transparansi bukan hanya sebuah nilai; itu adalah kebutuhan fundamental untuk memastikan dukungan masyarakat," katanya

"Peralihan dukungan, seperti yang terjadi dari Om Bus - Syech Fadil ke Mualem - Dek Fadh, menunjukkan dampak langsung dari isu ketidaktransparanan ini," tambahnya.

Majelis Pimpinan Wilayah, terutama kalangan Mustasyar Abdya mengambil langkah untuk menyatakan ketidakpuasan mereka sehingga dapat memberikan sinyal tegas kepada pengurus partai sebelum pilkada bahwa masalah ini bukanlah hal sepele yang bisa diabaikan. 

Dukungan yang mengalir dari ulama dan masyarakat kepada kandidat tertentu menggambarkan bagaimana mereka memandang integritas dan cara kerja dari partai pendukung tersebut.

Penting untuk menyadari bahwa kehidupan politik di Aceh membutuhkan komitmen yang jelas dari semua pihak terhadap prinsip-prinsip transparansi, kejujuran, dan akuntabilitas. 

Dengan langkah-langkah yang tepat, adalah mungkin bagi PAS Aceh untuk merenovasi strategi pengelolaannya, membangun kepercayaan masyarakat, dan akhirnya meraih keberhasilan dalam pemilihan yang akan datang.

Teungku Ramli Sulaiman, sebagai salah satu tokoh masyarakat dan juga Ketua Himpunan Ulama Dayah (HUDA), menyerukan agar semua elemen dalam partai memperbaiki pola pikir serta praktik dalam berorganisasi. 

Sebagai pimpinan Dayah Madinatuddiniyah Al Mujahidin, beliau menegaskan tanggung jawab moral dan etika yang harus diemban oleh setiap pengurus partai untuk memastikan partai tidak hanya menjadi wadah politik, tetapi juga menjadi contoh bagi masyarakat luas. 

Hal ini tentu harus menjadi perhatian serius, sehingga PAS Aceh dapat kembali meraih kepercayaan dan dukungan masyarakat luas. 

"Dengan demikian, ketidaktransparanan dalam pengelolaan dana kampanye harus segera diatasi agar tidak hanya meningkatkan citra partai, tetapi juga memperkuat posisi mereka dalam masyarakat, terlepas dari tantangan politik yang ada," demikian ucap Teungku Ramli Sulaiman dari daerah yang dikenal dengan breuh sigupai.[*]

Keyword:


Editor :
Indri

riset-JSI