Minggu, 23 November 2025
Beranda / Politik dan Hukum / Siapkan Generasi Sehat, Pemerintah Perkuat Program Makan Bergizi Gratis di Aceh

Siapkan Generasi Sehat, Pemerintah Perkuat Program Makan Bergizi Gratis di Aceh

Minggu, 23 November 2025 21:00 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : Naufal Habibi

Direktur Wilayah I Kedeputian Bidang Penyediaan dan Penyaluran BGN, Wahyu Widisetyanta, dalam sambutannya pada kegiatan Bimbingan Teknis (Bimtek) Penjamah Makanan untuk Program Makan Bergizi Gratis Wilayah I yang digelar di Banda Aceh, Minggu, 23 November 2025. Foto: Naufal Habibi/dialeksis.com.


DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Badan Gizi Nasional (BGN) berkomitmen untuk memastikan kualitas penyediaan makanan dalam Program Makan Bergizi Gratis (MBG), khususnya melalui peningkatan kapasitas penjamah makanan tingkat daerah. 

Hal ini disampaikan oleh Direktur Wilayah I Kedeputian Bidang Penyediaan dan Penyaluran BGN, Wahyu Widisetyanta, dalam sambutannya pada kegiatan Bimbingan Teknis (Bimtek) Penjamah Makanan untuk Program Makan Bergizi Gratis Wilayah I yang digelar di Banda Aceh, Minggu, 23 November 2025.

Wahyu menekankan pentingnya kualitas pelayanan makanan yang dilakukan oleh relawan Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) karena keberhasilan atau kegagalan program MBG sangat bergantung pada kinerja para pelaksana di lapangan.

“Tepuk tangan untuk Bapak-Ibu. Karena di tangan Bapak dan Ibu sekalian, akan terlihat bagaimana SPPG dan bagaimana wajah BGN. Kegagalan misalnya menghasilkan makanan yang tidak berkualitas, maka itu pula yang akan disalahkan sebagai penanggung jawab program makan bergizi,” tegas Wahyu.

Menurutnya, dalam upaya memastikan keamanan pangan, BGN mengusung pendekatan BGN Road to Zero Accident, sebagai bentuk komitmen untuk menekan potensi kecelakaan usaha dan kejadian kontaminasi makanan pada seluruh titik penyediaan.

“BGN sedang berupaya menciptakan nol kecelakaan usaha. Setelah mengikuti bimtek ini, kami berharap Bapak-Ibu dapat melaksanakan tugas dengan baik. Bersedia, kan?” seru Wahyu.

Dalam sambutannya, Wahyu menegaskan bahwa Program Makan Bergizi Gratis bukan sekadar pemenuhan kebutuhan makanan harian, melainkan strategi besar negara menyiapkan generasi unggul menghadapi persaingan global.

“MBG adalah investasi SDM masa depan. Pemerintah ingin memastikan anak-anak Indonesia tidak hanya tumbuh banyak secara jumlah, tapi juga berkualitas,” ujarnya.

Ia menekankan bahwa globalisasi telah menghapus batas antarnegara, sehingga kualitas SDM menjadi penentu daya saing nasional.

“Nanti SDM asing sangat mudah masuk ke Indonesia. Kalau SDM kita tidak dibekali kemampuan memadai, kita hanya akan menjadi penonton di rumah sendiri,” kata Wahyu.

Karena itu, program ini diprioritaskan bagi beberapa kelompok penerima manfaat, mulai dari ibu hamil, ibu menyusui, balita, hingga pelajar dari semua jenjang baik sekolah negeri, swasta, umum, kejuruan, maupun keagamaan.

Wahyu juga merespons sejumlah kritik yang muncul terkait kasus keracunan dan temuan makanan tidak layak pada beberapa lokasi pelaksanaan MBG.

“Kami mencatat ada sekitar 8.000 porsi bermasalah. Banyak atau tidak? Banyak. Tapi perlu diketahui, BGN sudah menyajikan lebih dari 1,5 miliar porsi. Jadi kasus itu bahkan tidak mencapai 0,1 persen,” jelasnya.

Meski demikian, ia menegaskan bahwa BGN tidak menjadikan angka tersebut sebagai bentuk pembenaran, melainkan peringatan untuk lebih memperketat kualitas.

Selain aspek gizi, program ini juga berperan membuka lapangan kerja, khususnya bagi ibu rumah tangga. Ia menyebut kehadiran MBG mampu menjadi sumber penghasilan baru serta memberdayakan ekonomi lokal melalui rantai belanja bahan pangan yang berdampak langsung pada pasar tradisional dan UMKM.

Wahyu kembali menekankan pentingnya tanggung jawab moral dan profesional bagi seluruh penjamah makanan.

“Kita siapkan anak-anak untuk tumbuh sehat, cerdas, dan kuat. Program ini bukan sekadar makan gratis, tetapi masa depan bangsa,” tutupnya.

Keyword:


Editor :
Alfi Nora

riset-JSI