Said Mulyadi Unggul di Survei Calon Bupati Pidie Jaya
Font: Ukuran: - +
Reporter : Redaksi
DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Sebelum tahapan pencalonan, elektabilitas Calon Bupati Pidie Jaya, Said Mulyadi, menempati posisi teratas dengan perolehan 48,3 persen.
Berdasarkan survei yang dilakukan oleh Arus Survei Indonesia (ASI) pada periode 1-6 Juli 2024, Said Mulyadi unggul jauh dibandingkan para pesaingnya.
Di urutan kedua, Abiya Anwar Kuta Krueng mengantongi elektabilitas sebesar 15,3 persen, disusul Tgk. Mujlisal dengan 7,8 persen. Idris Djohan berada di posisi keempat dengan 5,3 persen, dan Saiful Anwar, S.H., berada di posisi terakhir dengan perolehan 2,3 persen. Sementara itu, sebanyak 21,3 persen responden menyatakan tidak tahu atau tidak memberikan jawaban.
Selain untuk calon bupati, survei tersebut juga mengungkapkan elektabilitas calon wakil bupati Pidie Jaya. Di posisi teratas, Saiful Anwar meraih 25 persen dukungan, diikuti Abiya Anwar Kuta Krueng dengan 23 persen, dan Abdurrahman Puteh di posisi ketiga dengan 11,3 persen.
Nama Tgk. Mujlisal dan Idris Djohan juga muncul dalam daftar dengan masing-masing 8,8 persen dan 2 persen. Sementara, sebanyak 30 persen responden tidak memberikan jawaban.
Survei ASI juga menyoroti penilaian responden terhadap figur yang dianggap paling pantas memimpin berdasarkan integritas dan kejujuran.
Hasilnya, Said Mulyadi kembali menempati posisi teratas dengan 38,3 persen. Ia juga dianggap unggul dalam hal visi, misi, dan program, dengan perolehan 37,5 persen.
Alasan utama responden memilih calon bupati didasarkan pada figur personal calon tersebut, yang mendapatkan 37,3 persen. Selain itu, sebanyak 26,3 persen responden memilih karena dukungan tokoh masyarakat, 11,8 persen karena figur tokoh partai, dan 8,3 persen karena partai politik pengusung. Sisanya, sebanyak 16,5 persen, menyatakan tidak tahu atau tidak memberikan jawaban.
Hasil survei ini memberikan gambaran awal mengenai dinamika politik menjelang Pilkada Pidie Jaya 2024, dengan Said Mulyadi berada di posisi yang cukup dominan. Namun, perjalanan menuju pemilihan masih panjang, dan dinamika elektabilitas para calon bisa berubah seiring waktu.***