Nyak Dhien Gajah: Pernyataan Tiong Berpotensi Ganggu Perdamaian Aceh
Font: Ukuran: - +
Mantan tokoh Gerakan Aceh Merdeka (GAM), Nasruddin atau Nyak Dhien Gajah. Foto: Dialeksis.com
DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Mantan tokoh Gerakan Aceh Merdeka (GAM), Nasruddin atau Nyak Dhien Gajah, mengkritik keras pernyataan anggota DPR RI, Samsul Bahri alias Tiong, yang meminta penambahan pasukan polisi di Aceh.
Menurut Nyak Dhien, langkah tersebut justru bisa memperkeruh suasana damai yang telah diraih masyarakat Aceh selama hampir dua dekade terakhir.
Nyak Dhien menegaskan, kondisi keamanan Aceh saat ini sangat kondusif. Ia menilai permintaan Tiong tidak berdasar dan bertentangan dengan realitas yang ada.
"Aceh aman, rakyat hidup damai. Pernyataan semacam ini hanya akan merusak suasana. Perdamaian di Aceh adalah hasil perjuangan panjang, bukan sesuatu yang bisa dianggap remeh," kata Nyak Dhien melalui pernyataan tertulisnya.
Kondisi hari ini Aceh telah menikmati stabilitas sejak perjanjian damai Helsinki 2005. Nyak Dhien menilai, semangat rekonsiliasi yang terbangun harus terus dijaga tanpa intervensi berlebihan yang dapat menimbulkan ketegangan baru.
Sebagai salah satu mantan tapol dan saksi sejarah konflik di Aceh, Nyak Dhien menilai bahwa perdamaian ini adalah aset yang harus dijaga bersama.
"Kami di Aceh sudah berdamai. Tidak ada alasan untuk menambah pasukan yang justru berpotensi mengganggu keseimbangan yang telah tercipta," ujarnya.
Selanjutnya sikap Nyak Dhien mengingatkan para pemimpin di tingkat nasional, termasuk anggota DPR RI, untuk lebih bijak dalam memahami kondisi Aceh. Ia berharap tidak ada lagi pernyataan yang bisa memicu keresahan di tengah masyarakat.
"Kami ingin kedamaian ini terus berlanjut. Pernyataan yang tidak didasari fakta hanya akan memicu spekulasi dan potensi konflik baru. Kami berharap anggota DPR, termasuk Tiong, bisa menahan diri," tegasnya.
Nyak Dhien juga mengajak semua pihak, termasuk media, untuk ikut menjaga semangat perdamaian di Aceh. Ia menekankan pentingnya pesan-pesan positif untuk mendidik masyarakat dan menjaga harmoni sosial.
"Aceh adalah contoh bahwa konflik bisa diakhiri dengan dialog dan komitmen bersama. Ini harus terus dijaga agar bisa menjadi teladan bagi daerah lain," tutupnya.