DIALEKSIS.COM | Aceh - Ketika sebagian besar wilayah Aceh masih terendam banjir dan ribuan warga bertahan di titik-titik pengungsian, rencana pelaksanaan Musyawarah Daerah (Musda) Partai Golkar Aceh pada 30 November 2025 menuai sorotan dari internal partai. Suara paling lantang datang dari Wakil Ketua Pemenangan Pemilu/Ketua Bappilu Golkar Aceh, Teuku Raja Keumangan (TRK), yang menilai momentum ini tidak tepat untuk melaksanakan agenda politik internal.
Dalam pernyataan tertulis yang diterima media, Dialeksis TRK menyampaikan bahwa keputusan politik semestinya tidak berdiri di ruang hampa. Situasi darurat, kata dia, menuntut kepekaan moral dan empati, bukan sekadar menjalankan mekanisme organisasi.
“Saya menilai sangat tidak bijak bila Musda Golkar Aceh tetap dipaksakan berlangsung pada 30 November. Saat ini ribuan keluarga kita dievakuasi, rumah-rumah terendam, akses terputus, masyarakat mengalami kesusahan. Di tengah kondisi seperti ini, terlalu tidak sensitif bila kita tetap memaksakan agenda politik internal,” ujar TRK.
Ia menekankan bahwa Partai Golkar sebagai salah satu kekuatan politik besar di Aceh semestinya menjadi teladan dalam membaca situasi. Menurut TRK, kedewasaan politik justru diuji ketika bencana melanda dan masyarakat membutuhkan kehadiran negara”termasuk partai politik di garda terdepan.
“Aceh sedang darurat. Ini bukan waktu yang tepat untuk ber-Musda. Ini waktu untuk hadir di lapangan, membantu masyarakat, mengerahkan tenaga, pikiran, dan sumber daya kita bagi korban banjir. Golkar Aceh harus berada di barisan terdepan, bukan sibuk dengan agenda internal,” katanya.
TRK juga meminta Dewan Pimpinan Pusat (DPP) dan Ketua Umum Partai Golkar, Bahlil Lahadalia, untuk memberikan perhatian penuh terhadap situasi Aceh dan mengambil keputusan yang mencerminkan empati politik. Penundaan Musda, menurut dia, tidak hanya masuk akal secara moral, tetapi juga penting untuk menjaga marwah partai.
“Saya berharap DPP dan Ketum memberi arahan yang bijak. Musda dapat ditunda. Yang mustahil ditunda adalah kebutuhan rakyat akan bantuan hari ini,” tegasnya.
Dalam keterangannya, TRK mengimbau para kader Golkar Aceh dari tingkat provinsi hingga kecamatan untuk turun langsung ke daerah terdampak, membantu masyarakat, dan menunjukkan bahwa Golkar hadir bukan hanya saat kontestasi politik berlangsung.
“Mari kita tunjukkan bahwa Golkar bukan hanya hadir saat pemilu, tetapi juga saat rakyat membutuhkan pertolongan,” ujarnya.
Menutup pernyataannya, TRK yang juga Bupati Nagan Raya itu berharap keputusan partai sejalan dengan semangat kemanusiaan dan kepekaan sosial yang dibutuhkan di tengah kondisi Aceh yang masih berjibaku dengan banjir.
“Musda bisa menunggu. Kemanusiaan tidak,” pungkasnya.