Beranda / Politik dan Hukum / Mualem-Dek Fadh Soroti Kasus Wastafel, Janji Bersihkan Mafia Anggaran di Aceh

Mualem-Dek Fadh Soroti Kasus Wastafel, Janji Bersihkan Mafia Anggaran di Aceh

Sabtu, 02 November 2024 17:30 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : Naufal Habibi

Debat kedua pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur Aceh yang digelar di The Pade Hotel, Lampeneurut, Darul Imarah, Aceh Besar, Jumat (1/11/2024) malam. [Foto: Naufal Habibi/dialeksis.com]


DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Debat kedua pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur Aceh yang digelar di The Pade Hotel, Lampeneurut, Darul Imarah, Aceh Besar, Jumat (1/11/2024) malam, berlangsung hangat.

Pasangan calon nomor urut 2, Muzakir Manaf atau yang akrab disapa Mualem, bersama wakilnya, Fadhlullah (Dek Fadh), menyuarakan sorotan tajam terkait isu korupsi yang belakangan ini mengguncang Aceh, terutama terkait kasus pengadaan wastafel yang menjadi buah bibir masyarakat.

Mualem menyatakan bahwa kasus tersebut menjadi cerminan dari permasalahan serius dalam pemerintahan Aceh. 

"Kasus ini sangat merugikan rakyat Aceh. Kita harus segera bertindak untuk menghentikan praktek korupsi berjamaah di tubuh pemerintahan," ujarnya lantang.

Ia menegaskan pentingnya tindakan hukum yang tegas, dengan harapan agar pihak kepolisian dan kejaksaan bertindak tanpa pandang bulu terhadap siapa pun yang terlibat.

"Ini saatnya Aceh bersih dari tangan-tangan yang merugikan masyarakat," kata Mualem 

Bagi Mualem, ini adalah waktu yang tepat untuk menunjukkan komitmen dalam membangun Aceh yang transparan dan bebas dari jeratan korupsi.

Dek Fadh, sebagai Cawagub, turut menambahkan bahwa pihaknya berkomitmen kuat untuk memberantas apa yang disebutnya sebagai mafia anggaran yang sudah lama membelit Aceh. 

Ia menyatakan bahwa korupsi di Aceh tidak hanya merusak keuangan negara tetapi juga kepercayaan rakyat kepada pemerintahan. 

"Kami dapat memastikan akan bekerjasama dengan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) guna mewujudkan pemerintahan yang bersih. Apa yang sekarang membuat masyarakat gempar, ke depan akan kami tuntaskan," ujarnya.

Menurut Dek Fadh, jika terpilih, mereka akan memastikan birokrasi di Aceh terbebas dari para pelaku korupsi dan anggaran yang seharusnya diperuntukkan untuk kepentingan rakyat akan dikelola dengan penuh integritas. 

Komitmen ini, katanya, bukan hanya janji kampanye, tetapi upaya nyata untuk mengembalikan kepercayaan rakyat kepada pemerintah.

Namun, pernyataan dari Paslon nomor urut 2 ini tidak serta merta diterima begitu saja oleh pasangan calon nomor urut 1, Bustami Hamzah. 

Merasa diserang secara personal, Bustami memberikan tanggapan yang bijak namun penuh ketegasan.

"Mari kita saling menghormati proses hukum. Korupsi itu sudah jelas ada jalur pengadilannya. Saya yakin bahwa aparat hukum akan menegakkan keadilan seadil-adilnya,” kata Bustami.

Bustami kemudian menekankan bahwa pemberantasan korupsi sebaiknya dilakukan dengan pendekatan sistemik, yang dimulai dari perencanaan hingga implementasi. 

Menurutnya, perlu ada regulasi yang mampu mencegah potensi korupsi dalam setiap tahap pemerintahan. 

"Kita harus berkomitmen untuk bersama-sama menciptakan aturan yang efektif dalam mencegah korupsi, sehingga tidak perlu menunggu sampai masalah besar terjadi,” tambah Bustami.

Ia juga mengingatkan agar forum debat digunakan untuk adu ide dan gagasan, bukan ajang untuk melancarkan serangan pribadi. 

“Tempat ini adalah tempat kita mengadu konsep untuk masa depan Aceh, bukan ajang teror atau intimidasi antar individu. Kita semua di sini bersaudara, jangan sampai perbedaan pilihan politik merusak persaudaraan kita,” pungkasnya.[nh]

Keyword:


Editor :
Indri

riset-JSI
Komentar Anda