Kritik Calon Wabup Pidie Jaya soal Layanan Kesehatan Tuai Kecaman
Font: Ukuran: - +
Reporter : Arn
Wakil Ketua Pusat Studi Pemuda Aceh (PUSDA), Muhammad Hawanis. Foto: Dialeksis.com
DIALEKSIS.COM | Pidie Jaya - Pernyataan kontroversial Calon Wakil Bupati Pidie Jaya nomor urut 01, Hasan Basri, tentang buruknya pelayanan kesehatan di daerah tersebut menuai kecaman. Kritik tersebut dilontarkan Hasan saat debat publik Pilkada Pidie Jaya 2024.
Dalam debat tersebut, Hasan mengklaim pelayanan kesehatan di Pidie Jaya selama satu dekade terakhir tidak memenuhi Standar Pelayanan Minimum (SPM). Ia menyoroti masalah ketersediaan obat-obatan di rumah sakit setempat.
"Obat ceumekam nyan ijok (obat demam tidak ada), obat sakit ule nyan ijok (obat sakit kepala tidak ada), obat batuk nyan ijok (obat batuk tidak ada), bahkan obat lepra nyan ijok (obat kusta tidak ada). Apa yang dilayani oleh RS tidak memenuhi standar SPM," kata Hasan dalam debat tersebut.
Wakil Ketua Pusat Studi Pemuda Aceh (PUSDA), Muhammad Hawanis, menilai pernyataan tersebut tendensius dan tidak menghargai dedikasi tenaga kesehatan.
"Mereka telah berusaha semaksimal mungkin memberikan pelayanan terbaik," ujar Hawanis kepada Dialeksis melalui keterangan persnya, Minggu, 17 November 2024.
Menurut Hawanis, pelayanan kesehatan di Pidie Jaya justru mengalami peningkatan signifikan dalam 10 tahun terakhir. Hal ini terlihat dari perbaikan kualitas tenaga medis dan administrasi di rumah sakit serta fasilitas kesehatan lainnya.
"Pernyataan paslon 01 hanya akan menjatuhkan moral tenaga medis yang telah bekerja tanpa lelah. Kita harus mengapresiasi upaya mereka, bukan malah menyalahkan dengan data yang tidak jelas," kata Hawanis.
Isu pelayanan kesehatan menjadi sorotan menjelang Pilkada Pidie Jaya. Masyarakat diharapkan dapat menilai secara objektif pernyataan setiap kandidat terkait sektor vital ini.