KPU Kampanyekan Pilkada Cerdas melalui Film "Tepatilah Janji"
Font: Ukuran: - +
Anggota KPU RI, August Mellaz, mengatakan, bahwa pemutaran film itu merupakan bagian dari komitmen KPU untuk mendekati Pemilu dari berbagai aspek, termasuk ekonomi, sosial, politik, dan budaya.[Foto: dok. KPU RI]
DIALEKSIS.COM | Samarinda - Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI menggelar pemutaran film "Tepatilah Janji" pada salah satu bioskop di Kota Samarinda, Kalimantan Timur sebagai bagian dari kampanye membangun Pilkada yang cerdas.
Anggota KPU RI, August Mellaz, mengatakan, bahwa pemutaran film itu merupakan bagian dari komitmen KPU untuk mendekati Pemilu dari berbagai aspek, termasuk ekonomi, sosial, politik, dan budaya.
"Pemilu bukan hanya soal pergantian pemerintahan, tetapi juga memiliki dampak ekonomi dan sosial yang signifikan," ujar August dikutip Selasa (3/9/2024).
Film itu merupakan kelanjutan dari film sebelumnya yang diproduksi saat Pemilu 2024. Nonton bareng film tersebut juga dihadiri penulis skenario Alim Sudio dan juga para pemain terlibat, di antaranya Bima Zeno, Kevin Abani, dan Udik.
August menambahkan bahwa film ini mengandung pesan penting tentang komitmen kepemimpinan dan pentingnya memenuhi janji kepada masyarakat.
"Kami tidak pernah membayangkan bahwa film yang diproduksi oleh lembaga seperti KPU bisa merangkul berbagai elemen masyarakat dan menyampaikan pesan yang kuat," kata August.
Film itu akan diputar di beberapa kota di Indonesia, termasuk Sumatera Utara, Malang, NTT, hingga Bali. August berharap bahwa film ini dapat memberikan edukasi dan inspirasi kepada masyarakat tentang pentingnya partisipasi dalam Pilkada.
Sementara itu, penulis skenario film "Tepatilah Janji," Alim Sudio mengungkapkan bahwa proses penulisan skenario film itu melibatkan masukan dari Komisi Pemilihan Umum (KPU).
Menurutnya, berbagai isu terkait Pilkada dan Pemilu berhasil diterjemahkan ke dalam skenario berkat masukan dari KPU.
"Selain isu-isu tentang Pilkada, ada satu hal yang membuat saya merasa gembira, yaitu kesadaran masyarakat terhadap Pemilu saat ini sangat tinggi. Media sosial dan berbagai platform lainnya membuat isu-isu Pemilu masuk ke dalam lingkup keluarga," papar Alim. [*]