Inilah Sosok Pendamping Prabowo di Pilpres 2024
Font: Ukuran: - +
(Foto: Ilustrator: KOMPAS.com/ANDIKA BAYU SETYAJI)
DIALEKSIS.COM | Nasional - Ketua Umum Gerindra masih bergeming atas rencananya menjadi calon presiden Indonesia yang kesekian kalinya meski sebelumnya terus mengalami kekalahan. Sejauh ini, belum juga ada titik jelas kandidat calon wakil presiden yang bakal mendampingi menteri pertahanan itu.
Prabowo Subianto, mengatakan dirinya sudah mengantongi nama calon wakil presiden yang akan mendampinginya pada Pilpres 2024. Namun Prabowo masih enggan mengumumkan nama tersebut ke publik.
"Cawapres? sudah di kantong saya. Kriterianya adalah dari negara Indonesia. Pada saatnya akan saya umumkan," kata Prabowo saat acara temu kader se-Sumatra Barat di Hotel Emersia, Batusangkar, Kabupaten Tanah Datar, Sabtu (29/4/2023).
Prabowo menyebut tidak akan buru-buru mengumumkan nama cawapres yang akan ia gandeng di Pilpres 2024. Ia merasa tidak seru bila nama cawapres diumumkan terlalu dini.
"Pada saatnya akan diumumkan. Kalau cepat diumumkan, tidak ada seru. Politik harus dibikin seru tapi indah. Jangan dibikin tegang, santai saya," ujar Prabowo.
Prabowo kemudian menyinggung mengenai adanya nada miring kepadanya yang sudah tiga kali kalah di Pilpres namun tetap mau maju lagi di Pemilu 2024. Prabowo mengaku dirinya punya darah pejuang yang sangat kental.
Pejuang, kata dia tidak kenal kata menyerah dan tidak kenal takut. "Pejuang, kalau dia jatuh, dia akan bangkit kembali," kata Prabowo menambahkan.
Diketahui Prabowo pertama kali ikut dalam kontestasi Pilpres tahun 2009. Saat itu ia maju sebagai calon wakil presiden mendampingi Megawati Soekarnoputri. Ketika itu mereka dikalahkan pasangan Susilo Bambang Yudhoyono dan Budiono. Selanjutnya di Pilpres 2014 dan 2019, Prabowo yang maju menjadi capres selalu kalah dari Joko Widodo dan pasangannya.
Tahun ini, sudah ada dua kandidat calon presiden yang diumumkan. Yakni mantan gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan yang diusung Nasdem, PKS, dan Demokrat; serta Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo yang diusung PDI Perjuangan. Sementara PPP kuat mengisyaratkan bakal mendukung Ganjar.
Kondisi itu menimbulkan pertanyaan soal kesolidan koalisi yang sudah terbentuk sebelumnya. PPP diketahu sempat mendeklarasikan Koalisi Indonesia BErsatu bersama Golkar dan PAN. Sedangkan Gerindra sudah mendeklarasikan koalisi dengan PKB.
Prabowo pekan lalu menyampaikan pendapatnya terkait peluang Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Abdul Muhaimin Iskandar menjadi cawapres untuknya.
"Kalian kan bisa lihat dari body language, pokoknya mantap, pokoknya kita, kita tadi coba anda perhatikan. Kita benar-benar bersepakat semuanya ini untuk bekerja untuk Indonesia untuk rakyat," ujar Prabowo di kediamannya, Jakarta, Jumat (28/4) malam. "Jadi kepentingan rakyat yang terbaik untuk rakyat dan kita tidak mau kalau banyak lompat sini, lompat sana lah kira-kira gitu," sambungnya.
Di tempat yang sama, Sekretaris Jenderal Partai Gerindra, Ahmad Muzani juga ditanyakan terkait peluang Muhaimin menjadi cawapres dari Prabowo. Ungkapnya, keduanya makin mantap untuk berpasangan pada pemilihan presiden (Pilpres) 2024. "Keduanya sudah makin mantep, makin madep (makin menghadap), makin karep (makin ingin). Insya Allah," ujar Muzani.
Ia juga menanggapi kabar bergabungnya Partai Golkar ke Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR). Bergabungnya partai lain tentu akan menambah kekuatan Partai Gerindra dan PKB pada Pilpres 2024.
Namun tegasnya, Partai Gerindra dan PKB solid untuk menghadapi kontestasi nasional mendatang. Termasuk soal penentuan pasangan capres-cawapres yang akan diputuskan oleh Prabowo dan Muhaimin.
"Baik itu Pak Prabowo ataupun Pak Muhaimin tidak bergeser seinci pun dari maksud kerja sama politik 2024, dan beliau telah menyepakati beberapa hal," ujar Muzani. "Tapi untuk beberapa hal yang teknis belum bisa dijelaskan, karena ini soal timing dan waktu," sambung Wakil Ketua MPR itu.
Sementara itu, Wakil Ketua Umum PKB, Jazilul Fawaid mengatakan bahwa capres-cawapres Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya akan diumumkan oleh Prabowo dan Muhaimin. Terkait peluang Muhaimin menjadi cawapres Prabowo, ia melihat adanya kesolidan dari keduanya.
"Tunggu saja dari beliau berdua Pak Prabowo dan Gus Muhaimin. Sudah makin solid liat tadi tuh ada," singkat Jazilul yang terburu-buru menuju mobilnya.
Sementara itu dalam pertemuan Prabowo dan Muhaimin sebelumnya, Ketua Umum PKB itu tak mau berandai-andai soal gagalnya ia menjadi cawapres Prabowo. Kembali ditanya, apakah dirinya legowo jika tak menjadi cawapres untuk Prabowo Subianto, ia menjawab singkat. "Siapa bilang (legowo)?" jawab Muhaimin yang kemudian tertawa di depan kediaman Prabowo, Jakarta, Senin (10/4) malam.
Saat ini, dirinya masih berpegang kepada hasil Muktamar PKB yang mengamanatkan Muhaimin maju sebagai capres. Ditanya lagi soal potensi dirinya tak diusung sebagai cawapres untuk Prabowo? Wakil Ketua DPR itu menjawab singkat. "Kamu jangan doa jelek ya," ujar Muhaimin. [republika.id, disadur dari judul: Siapa Cawapres di Kantong Prabowo?]