Ini Respon Irwan Djohan Terkait Fenomena Politik Uang di Masa Tenang
Font: Ukuran: - +
Reporter : Naufal Habibi
Teuku Irwan Djohan. [Foto: tangkapan layar]
DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Masa tenang kampanye Pilkada 2024 yang seharusnya menjadi ajang refleksi bagi pemilih, tampaknya diramaikan dengan praktik politik uang.
Sejumlah laporan masyarakat menyebutkan, di berbagai tempat di Banda Aceh, beberapa pasangan calon (paslon) masih sibuk membagikan uang tunai kepada warga.
Nilai uang yang diberikan pun bervariasi, mulai dari Rp200 ribu hingga Rp300 ribu, bahkan lebih.
Terkait hal ini, calon wali kota Banda Aceh nomor urut 4, Irwan Djohan, dengan santai menanggapi fenomena tersebut.
Dalam pernyataannya, ia mengatakan bahwa masyarakat tidak perlu ragu untuk menerima uang tersebut, tetapi tetap harus bijak dalam menentukan pilihan pada hari pemungutan suara.
“Ambil uangnya, tidak apa-apa. Mau bagaimana kita larang, itu memang sudah caranya mereka berkampanye. Tapi yang pasti, kita ingin Pilkada ini menghasilkan pemimpin yang baik untuk perubahan Kota Banda Aceh,” ujarnya dalam video berdurasi 1,05 menit yang dilansir media dialeksis.com, Senin (25/11/2024).
Irwan Djohan juga menegaskan bahwa tujuan utama Pilkada adalah untuk memilih pemimpin yang mampu membawa perubahan positif bagi kota ini.
Oleh karena itu, ia mengimbau masyarakat agar tidak terpengaruh oleh uang yang diterima. Ia mengingatkan pentingnya memilih pemimpin yang memiliki visi dan misi jelas untuk kemajuan Banda Aceh.
“Silakan ambil uang dari paslon lain, tapi ingat, coblosnya tetap nomor 4. Wali kota baru untuk perubahan Banda Aceh adalah nomor 4, Irwan Djohan dan Khairul Amal,” tambahnya.
Paslon nomor urut 4, Irwan Djohan dan Khairul Amal, dikenal dengan visi mereka yang berorientasi pada perubahan.
Pasangan ini berkomitmen untuk menghadirkan pemerintahan yang bersih, transparan, dan berfokus pada kebutuhan masyarakat Banda Aceh.
Kampanye mereka selama ini banyak menyoroti isu-isu mendasar seperti tata kelola pemerintahan, pengentasan kemiskinan, dan pengembangan ekonomi berbasis syariat Islam.
“Kami percaya masyarakat Banda Aceh sudah cerdas. Ambil uangnya kalau perlu, tapi pilihan tetap di hati. Untuk perubahan yang lebih baik, nomor 4 adalah jawabannya,” tutupnya. [nh]