Etika Kampanye Tercederai, Direktur E-Trust Angkat Bicara Soal Pernyataan Merendahkan
Font: Ukuran: - +
Reporter : Arn
Direktur Eksekutif E-Trust, Dr. Nasrul Zaman (Foto: nukilan)
DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Direktur Eksekutif E-Trust, Dr. Nasrul Zaman, mengkritisi pernyataan kontroversial yang beredar pasca debat ketiga Pilgub Aceh. Pernyataan tersebut dilontarkan oleh Bustami Hamzah yang menyebut pihak yang protes penggunaan alat elektronik sebagai "orang tidak sekolah."
"Ungkapan semacam itu mencerminkan kesombongan dan sangat tidak etis dalam konteks kampanye politik," ujar Nasrul kepada Dialeksis, Jumat, 22 November 2024.
Menurut Nasrul, pernyataan yang mengarah pada kandidat tertentu dengan sebutan "tidak sekolah alias bangai" bukan hanya merendahkan martabat seseorang, tetapi juga berpotensi memantik emosi publik. Terlebih, ketika pernyataan tersebut ditujukan kepada sosok Mualim.
"Perlu diingat, saat kita menikmati kenyamanan tidur di rumah dan menempuh pendidikan di universitas, Mualim berjuang di pegunungan Aceh, tidur di semak belukar, sering dalam kondisi kelaparan," kata Nasrul menjelaskan.
Direktur E-Trust ini mendesak pihak yang membuat pernyataan tersebut untuk segera menyampaikan permintaan maaf kepada publik Aceh.
Ia menekankan bahwa serangan personal terhadap lawan politik, apapun alasannya, tidak mencerminkan perilaku pemimpin yang beradab.
Sebelumnya, pernyataan Bustami Hamzah pasca debat ketiga telah memicu gelombang kritik dari berbagai elemen masyarakat Aceh. Banyak pihak menilai pernyataan tersebut berpotensi mencederai proses demokrasi yang sedang berlangsung di provinsi tersebut.