Dek Fad Dinilai Hadirkan Representasi Kaum Muda dalam Pilkada Aceh 2024
Font: Ukuran: - +
Reporter : Naufal Habibi
Muhammad Khalid, Demisioner Koordinator Wilayah Aceh Himpunan Mahasiswa Politik Indonesia (Himapol Indonesia), yang juga merupakan mahasiswa Ilmu Politik UIN Ar-Raniry. [Foto: Dokumen untuk dialeksis.com]
DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Pilkada Aceh 2024 menghadirkan banyak calon potensial yang siap bersaing memperebutkan kursi kepemimpinan di provinsi paling barat Indonesia ini.
Salah satu figur yang menarik perhatian banyak pihak, khususnya kaum muda, adalah Fadhlullah atau yang lebih akrab disapa Dek Fad.
Berpasangan dengan Muzakir Manaf (Mualem) sebagai Calon Wakil Gubernur Aceh, Dek Fad dinilai sebagai representasi kaum muda yang memiliki potensi besar dalam membangun Aceh ke depan.
Muhammad Khalid, Demisioner Koordinator Wilayah Aceh Himpunan Mahasiswa Politik Indonesia (Himapol Indonesia), yang juga merupakan mahasiswa Ilmu Politik UIN Ar-Raniry, menyampaikan pandangannya terkait profil Dek Fad.
Menurut Khalid, sosok politisi muda ini menjadi cerminan generasi muda Aceh yang tangguh, progresif, dan siap menghadapi tantangan politik masa kini.
“Dek Fad merupakan representasi kaum muda yang berkontestasi di Pilkada Aceh 2024. Dengan sederet pengalaman beliau, kita sebagai kaum muda wajib melihat bahwa ada secercah harapan bagi kaum muda jika beliau menduduki kursi nomor dua di provinsi Aceh," ungkap Khalid kepada Dialeksis.com, Minggu (15/9/2024).
Dek Fad, yang lahir di Gampong Simpang, Pidie pada 15 Juni 1981, tumbuh menjadi sosok yang memiliki latar belakang pendidikan agama yang kuat.
Ia pernah menimba ilmu di beberapa dayah ternama, seperti Dayah Jeumala Amal dan Dayah Darussa’dah di Glumpang Tiga, Pidie Jaya.
Pendidikan di lingkungan dayah membentuk karakter Dek Fad sebagai pribadi yang bersahaja dan komunikatif, serta siap menerima kritik dan masukan dari berbagai pihak.
Tak hanya dikenal sebagai santri, Dek Fad juga merambah dunia bisnis dan menjadi pengusaha sukses. Sejak 2008, ia telah mengelola PT. Krueng Simpang, sebuah perusahaan yang bergerak di bidang perdagangan dan kontraktor.
Selain itu, ia aktif di berbagai organisasi, termasuk sebagai Wakil Ketua Kamar Dagang dan Industri Daerah (KADINDA) Pidie dan Ketua Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Kabupaten Pidie.
Pengalaman berorganisasi ini mengasah kemampuan kepemimpinan Dek Fad dalam mengelola berbagai sektor, baik ekonomi, sosial, maupun politik.
Dek Fad juga memiliki pengalaman yang tidak biasa bagi seorang politisi muda. Pada tahun 1999-2004, ia menjabat sebagai Panglima Komando Operasi Gerakan Aceh Merdeka (GAM) wilayah Pidie.
Saat itu, GAM muncul sebagai respon terhadap kesenjangan ekonomi, kemiskinan, dan ketidakadilan yang terjadi antara pusat dan daerah di masa Orde Baru.
Konflik yang berkepanjangan ini kemudian berakhir melalui perundingan damai di Helsinki pada 2005, yang membawa dampak positif bagi stabilitas sosial dan ekonomi di Aceh.
Setelah masa konflik, Dek Fad memutuskan untuk terjun ke dunia politik formal. Ia berhasil terpilih sebagai anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR-RI) selama dua periode berturut-turut, yaitu pada 2014-2019 dan 2019-2024.
Di usia yang masih muda, Dek Fad telah memiliki pengalaman yang luas di panggung politik nasional, menjadikannya salah satu politisi muda yang diperhitungkan, terutama di Aceh.
Sebagai Ketua Gerindra Aceh, Dek Fad diharapkan dapat memainkan peran penting dalam lima tahun ke depan, terutama dalam mendatangkan investor ke Aceh dan mendorong pelaksanaan Program Strategis Nasional (PSN) yang dapat memajukan ekonomi Aceh.
Dengan posisinya yang strategis, Dek Fad memiliki peluang besar untuk membawa perubahan nyata bagi Aceh, terutama dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya.
Muhammad Khalid, menggarisbawahi pentingnya keterlibatan kaum muda dalam politik. Menurutnya, sosok seperti Dek Fad dapat menjadi inspirasi bagi anak-anak muda Aceh untuk tidak takut terjun ke dunia politik dan pemerintahan.
"Kita melihat bagaimana sosok Dek Fad yang pernah berada di garda terdepan dalam perjuangan GAM, kini beralih menjadi pemimpin muda yang siap membangun Aceh secara damai dan demokratis,” ujar Khalid.
Dek Fad, yang kini bersiap untuk bertarung dalam Pilkada 2024 sebagai calon Wakil Gubernur, diharapkan dapat menggerakkan kaum muda untuk lebih peduli terhadap masa depan Aceh.
Dengan pengalaman yang dimilikinya, Khalid percaya bahwa Dek Fad mampu membawa angin segar dalam dinamika politik Aceh.
"Dukungan dari kaum muda sangat penting dalam menentukan masa depan Aceh. Dek Fad sebagai sosok muda yang berpengalaman dapat menjadi simbol harapan bagi kita semua, bahwa Aceh bisa maju dengan pemimpin yang mampu memahami kebutuhan zaman,” pungkasnya. [nh]