Beranda / Politik dan Hukum / Dek Fad Dinilai Bisa Mengulangi Kekalahan Mualem

Dek Fad Dinilai Bisa Mengulangi Kekalahan Mualem

Jum`at, 16 Agustus 2024 16:00 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : Ratnalia

Saddam Rassanjani, Dosen FISIP USK dan Kandidat Doktor University of Strathclyde Glasgow. [Foto: dok. Dialeksis.com]


DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Terpilihnya Fadhlullah alias Dek Fad sebagai calon wakil gubernur untuk menjadi pasangan calon Gubernur Aceh dinilai berpotensi mengulangi kekalahan Muzakir Manaf alis Mualem sebagaimana pernah dialami pada Pilkada 2017 saat berpasangan dengan T. A Khalid. 

Hal itu disampaikan Dosen FISIP USK, Saddam Rassanjani., S.IP.,M.Sc.kepada Dialeksis. com, Jumat (16/8/2024) menanggapi pengumuman dipilihnya Dek Fad sebagai pasangan Mualem. 

Sebagaimana diberitakan, Ketua Tim Seleksi Calon Kepala Daerah Partai Aceh, Nurlis Effendi, pada Kamis, 15 Agustus 2024, menyampaikan bahwa Dewan Pimpinan Pusat Partai Aceh telah memutuskan Fadhlullah sebagai calon Wakil Gubernur untuk mendampingi Mualem.

“Pada tahap ini, saya bisa informasikan bahwa Ketua DPD Gerindra Aceh, Fadhlullah atau Dek Fad, telah dipilih sebagai calon Wakil Gubernur Aceh untuk mendampingi Mualem dalam Pilgub 2024,” ujar Nurlis.

Sayangnya, pengumuman itu menimbulkan misteri. Ada kesan dipaksakan. Awamya, beredar video viral diberbagai grub sosial media di tanggal 14 Agustus 2024. 

Selanjutnya, selang satu hari tanggal 15 Agustus 2024 diumukan oleh Ketua Tim Seleksi Calon Kepala Daerah Partai Aceh bahwa Fadhlullah wakil/pendamping Mualem. 

Jika merujuk dari kejadian, ada terkesan dikondisikan diumukan cepat dari waktu yang sebelumnya diumumkan Jubir Partai Aceh diputuskan tanggal 25 Agustus 2024. 

Lantas menjadi kisruh ketika informasi di dapatkan SK penetapan dari Mualem tidak ditunjukan kepada publik Aceh sebagai bukti sah. 

Sebelumnya posisi Fadhlullah sudah dianulir panitia, namun faktanya pansel Cakada Partai Aceh mengambil dan memutuskan Dek Fad jadi wakil Mualem. Ditelisik lebih jauh ternyata relasi komunikasi Dek Fad dengan Mualem tidak ada chemestry sepasang belahan jiwa.

Saddam Rassanjani · PhD Candidate in Social Policy mengatakan dinamika politik itu tidak sehat. Dapat merusak dan menghancurkan koalisi yang sudah terbangun sekaligus berpotensi ditinggal dan membentuk poros baru. 

“Memilih pasangan dari Gerindra adalah pola lama yang bisa terulang kekalahan sebagaimana terjadi pada Pilkada 2017,” sebutnya. 

Untuk itu, menurut Saddam wajib dibuat pertemuan partai koalisi dalam menentukan secara bersama siapa pendamping Mualem. “Atau, Mualem memberikan penjelasan kenapa milih kandidat dimaksud, harus ada argumen yang dapat diterima semua pengusung dan pendukung,” ujarnya. 

Diterangkan, semua itu karena posisi wakil juga menentukan untuk urusan logistik dan sekaligus menjaga ejaring yang terus kuat. 

“Atas kejadian dipilihnya Dek Fad, jelas sudah merusak image partai. Ini karena dinilai publik tidak menghormati hak-hak peserta yang mendaftarkan dan menganggap kelembagaan partai tidak profesional dan berintegritas,” tutupnya. [ra]

Keyword:


Editor :
Indri

riset-JSI
Komentar Anda