Beranda / Politik dan Hukum / Debat Ketiga Capres 2024: Anies dan Ganjar Unggul, Prabowo Kurang Siap

Debat Ketiga Capres 2024: Anies dan Ganjar Unggul, Prabowo Kurang Siap

Senin, 08 Januari 2024 08:00 WIB

Font: Ukuran: - +

Muhammad Iqbal dari Universitas Jember. Foto: unej.ac.id


DIALEKSIS.COM | Nasional -Debat ketiga calon presiden (capres) 2024 yang berlangsung di Istora Senayan, Jakarta, pada Minggu malam, 7 Januari 2024, menyuguhkan pertarungan sengit di antara para kandidat. Capres nomor urut 1 Anies Baswedan dan capres nomor urut 2 Ganjar Pranowo tampil ofensif, khususnya dalam tema debat yang mencakup pertahanan, keamanan, hubungan internasional, globalisasi, dan geopolitik.

Kejutan terjadi saat capres nomor urut 3, Prabowo Subianto, terlihat kurang siap menghadapi data-data yang dihadirkan oleh dua rivalnya. Para pengamat politik, termasuk Muhammad Iqbal dari Universitas Jember, menilai bahwa Anies dan Ganjar lebih menguasai materi, memberikan performa yang lebih baik dibandingkan Prabowo dalam debat yang seharusnya menjadi wilayahnya sebagai Menteri Pertahanan.

"Penguasaan materi baik saat pemaparan dan merespon kandidat saya kira paling tinggi ada pada capres Anies. Berikutnya Ganjar sedikit di bawah Anies. Sedangkan Prabowo justru paling buruk, tidak fokus, dan berkali-kali terlihat sangat emosional," ungkap Muhammad Iqbal.

Iqbal menyoroti bahwa tema debat ketiga seharusnya menjadi kekuatan Prabowo, yang memiliki jabatan Menteri Pertahanan. Namun, Anies dan Ganjar berhasil memanfaatkan kelemahan Prabowo dengan tampil agresif dan mendominasi tema pertahanan, yang sebelumnya dianggap sebagai "makanan sehari-hari" Prabowo.

Anies Baswedan, dengan latar belakang sipil murni, dan Ganjar Pranowo, sebagai sosok anak polisi dan kepala daerah, dinilai mampu membobol daya pertahanan argumen Prabowo. 

"Sangat disayangkan, bila baru di forum debat capres saja Prabowo sudah sangat emosional, apalagi jika nanti di forum nyata domestik maupun komunitas dunia," tambah Iqbal.

Semua pertanyaan dari panelis menurut Iqbal dianggap berkualitas, relevan, dan penting terkait tema pertahanan, keamanan, hubungan internasional, globalisasi, dan geopolitik. 

Terkait kebijakan dan strategi pengembangan pertahanan yang tangguh, teknologi siber, dan kecerdasan buatan, Anies diakui memberikan jawaban tepat dengan mengaitkannya pada pergeseran tantangan keamanan non-tradisional.

Ganjar Pranowo juga dinilai lebih konkrit dalam menjawab, mencatatkan lembaga-lembaga seperti BSSN, LPDP, BRIN, dan Kepolisian Siber harus dioptimalkan dengan sistem keamanan yang baik. 

Sementara Prabowo memberikan jawaban normatif, dan dalam strategi debat, terlihat lebih emosional, kehilangan fokus jawaban yang strategis dan konkrit.

Dalam pertarungan verbal, Ganjar terlihat lebih luwes dan taktis, terutama ketika membahas sistem pertahanan 5.0, harmonisasi dan sinkronisasi sistem keamanan, serta mempromosikan karya anak bangsa ke tingkat global. 

Anies, dengan taktik "pressing", menekan Prabowo dengan pertanyaan tajam terkait anggaran Kemenhan, namun belum mampu membuktikan peningkatan kesejahteraan TNI, Polri, dan ASN pertahanan.

Anies juga menyoroti kebijakan food estate sebagai serangan terhadap kedaulatan lingkungan, sementara mencatat ironi kepemilikan lahan 340 hektare oleh Prabowo di saat banyak prajurit belum memiliki lahan rumah. Semua elemen ini menambahkan kompleksitas dalam dinamika debat dan memberikan pemirsa gambaran yang lebih jelas tentang karakter dan kapabilitas masing-masing capres.

Keyword:


Editor :
Redaksi

riset-JSI
Komentar Anda