Beranda / Politik dan Hukum / Closing Statement Debat, Bustami Hamzah: Kondisi Aceh Tidak Baik-Baik Saja, Saatnya Kita Bersatu

Closing Statement Debat, Bustami Hamzah: Kondisi Aceh Tidak Baik-Baik Saja, Saatnya Kita Bersatu

Sabtu, 26 Oktober 2024 10:00 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : Naufal Habibi

Pasangan nomor urut satu, Bustami Hamzah dan M Fadhil Rahmi (Syech Fadhil) sedang menyampaikan closing statement dalam debat pertama pasangan calon gubernur-calon wakil gubernur Aceh pada Jumat malam, 25 Oktober 2024 di Hotel Amel Convention Hall Blang Oi, Banda Aceh. Foto: Naufal Habibi/dialeksis.com.


DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Komisi Independen Pemilihan (KIP) Aceh menggelar debat pertama pasangan calon gubernur-calon wakil gubernur Aceh pada Jumat malam, 25 Oktober 2024 di Hotel Amel Convention Hall Blang Oi, Banda Aceh.

Pasangan nomor urut satu, Bustami Hamzah dan M Fadhil Rahmi (Syech Fadhil), serta pasangan nomor urut dua, Muzakir Manaf (Mualem) dan Fadhlullah (Dek Fadh), menyampaikan rencana dan prioritas mereka untuk masa depan Aceh.

Saat memberikan closing statement, Bustami Hamzah menyentuh isu-isu mendasar yang tengah dihadapi masyarakat Aceh, dengan nada yang serius namun penuh optimisme.

Menurut Bustami, Aceh saat ini menghadapi tantangan berat dalam hal ekonomi dan kesejahteraan masyarakat. 

Ia secara lugas mengakui kondisi tersebut dan menyatakan bahwa kolaborasi dari seluruh elemen masyarakat adalah kunci untuk mengatasinya.

"Harus kita akui, kondisi Aceh saat ini tidak baik-baik saja, Kekurangan pendapatan sudah di depan mata, dan untuk membangun Aceh yang lebih baik, kita memerlukan keseriusan kita semua," tambahnya. 

Bustami menekankan pentingnya melibatkan para ulama, akademisi, politisi, dan pengusaha dalam sebuah gerakan bersama demi memperbaiki ekonomi Aceh dan meningkatkan kesejahteraan rakyat.

Selain itu, Bustami juga menekankan pentingnya sinergi dengan pemerintah pusat agar cita-cita pembangunan Aceh bisa terwujud.

 "Kami berkomitmen untuk bersinergi dengan pemerintah pusat, agar harapan dan cita-cita rakyat Aceh yang lebih baik dapat kita wujudkan," katanya. 

Bustami mengakhiri pernyataannya dengan mengajak masyarakat Aceh untuk memilih nomor satu dan bersama-sama membangun Aceh baru.

Menurut Bustami, kemenangan bukan hanya untuk dirinya, tapi untuk seluruh rakyat Aceh yang menginginkan perubahan.

Melanjutkan pernyataan Bustami, Fadhil Rahmi, yang akrab disapa Syekh Fadhil, turut menyampaikan pesan yang penuh makna dengan mengutip doa almarhum ayah Tu Sop.

Dalam penuturan yang emosional, ia menekankan pentingnya memiliki pemimpin yang berintegritas, takut kepada Tuhan, dan peduli pada rakyat.

"Aceh baru untuk harapan baru. Kita ingin pemimpin yang bermutu, seperti doa yang sering almarhum ayah Sop bacakan," ucap Fadhil.

Ia lalu mengutip doa dalam bahasa Arab, "Allahumma laa tusallith alaina man laa yakhafuka wala yarhamuna," yang artinya "Ya Allah, jangan jadikan pemimpin kami dari orang-orang yang tidak takut kepada-Mu dan tidak sayang kepada rakyatnya."

Menurut Syekh Fadhil, seorang pemimpin sejati adalah mereka yang mampu melayani rakyatnya, bukan hanya duduk sebagai penguasa. 

Fadhil mengajak masyarakat untuk bersatu memilih nomor satu pada tanggal 27 November mendatang.

"Bahwasanya pemimpin itu sesungguhnya adalah mampu melayani rakyatnya. Mari kita bersatu di tanggal 27 November memilih nomor satu, Wallahu muwafiq ila aqwami tariq, assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh," tutupnya.

Keyword:


Editor :
Redaksi

riset-JSI
Komentar Anda