Bawaslu Goes to Campus, Mahasiswa Aceh Diimbau Kawal Proses Demokrasi
Font: Ukuran: - +
Reporter : Naufal Habibi
Bawaslu melaksanakan program "Bawaslu Goes To Campus" dengan tema Meningkatkan Peran Partisipasi Mahasiswa Dalam Pengawasan Pemilihan Serentak Tahun 2024. Kegiatan ini diselenggarakan di Universitas Syiah Kuala (USK), Banda Aceh, pada Rabu (11/9/2024). [Foto: Dokumen untuk dialeksis.com]
DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Republik Indonesia (RI) melaksanakan program "Bawaslu Goes To Campus" dengan tema Meningkatkan Peran Partisipasi Mahasiswa Dalam Pengawasan Pemilihan Serentak Tahun 2024. Kegiatan ini diselenggarakan di Universitas Syiah Kuala (USK), Banda Aceh, pada Rabu (11/9/2024).
Acara tersebut mengundang antusiasme dari ratusan mahasiswa yang hadir untuk mendengarkan paparan terkait peran strategis mereka dalam mengawasi pelaksanaan Pemilu dan Pemilihan Serentak 2024.
Ketua Panwaslih Provinsi Aceh, Agus Syahputra, menyampaikan bahwa mahasiswa sebagai generasi muda memiliki tanggung jawab besar dalam memastikan jalannya demokrasi yang sehat dan berintegritas.
"Kesempatan menjadi pengawas partisipatif bagi mahasiswa sangatlah besar. Kepedulian mahasiswa terhadap kehidupan sosial dan politik amat dibutuhkan dalam perjalanan demokrasi di Indonesia," ungkap Agus.
Ia menambahkan, peran aktif mahasiswa dalam proses Pemilu tidak hanya terbatas pada pemberian suara di tempat pemungutan suara (TPS).
Sebaliknya, mahasiswa diharapkan ikut terlibat dalam setiap tahapan Pemilu, mulai dari pengawasan kampanye hingga penghitungan suara.
"Saya mengajak mahasiswa untuk terlibat secara aktif. Aceh adalah provinsi yang istimewa dalam banyak hal, dan kita harus merawat keistimewaan itu dengan memberikan kontribusi positif terhadap demokrasi. Pemilu yang mendidik adalah tanggung jawab kita semua, terutama generasi muda," tambahnya.
Rektor Universitas Syiah Kuala, Prof. Dr. Ir. Marwan, I.P.U., juga turut memberikan dorongan kepada para mahasiswa agar memanfaatkan kesempatan ini sebagai pembelajaran akademis dan praktis.
"Keterlibatan mahasiswa dalam pengawasan Pemilu memberikan mereka kesempatan untuk belajar tentang tata kelola politik yang bersih. Sikap kritis dan idealisme mahasiswa menjadi kunci untuk memastikan Pemilu berjalan sesuai dengan aturan yang berlaku," kata Marwan.
Ia berharap kegiatan ini dapat memperkuat peran mahasiswa sebagai agen perubahan dalam membangun demokrasi yang lebih baik.
Kegiatan ini bukan hanya bertujuan untuk memberikan pemahaman, tetapi juga mendorong mahasiswa untuk berperan aktif sebagai pengawas partisipatif.
Yudi Ferdiansyah Putra, S.STP, MSP, selaku Kepala Bagian Pengawasan dan Humas Panwaslih Provinsi Aceh, dalam laporannya menjelaskan bahwa program ini menjadi tonggak penting bagi upaya pengawasan partisipatif di Provinsi Aceh.
"Kegiatan ini adalah momentum evaluasi penyelenggaraan Pemilu dan diharapkan menjadi landasan kuat bagi pengawasan yang lebih luas dan partisipatif dalam Pemilihan Serentak 2024," ujar Yudi.
Acara ini menghadirkan dua narasumber utama, yakni Muazzinah, Direktur Eksekutif The Aceh Institute, dan Dr. Efendi Hasan, akademisi sekaligus Wakil Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) USK.
Muazzinah dalam paparannya menyoroti pentingnya peran pengawasan partisipatif untuk mencegah terjadinya pelanggaran Pemilu, terutama di daerah-daerah yang memiliki dinamika politik yang tinggi seperti Aceh.
"Keterlibatan masyarakat, terutama mahasiswa, dapat menjadi benteng untuk melawan berbagai bentuk pelanggaran Pemilu, mulai dari politik uang hingga manipulasi suara," ujar Muazzinah.
Sementara itu, Dr. Efendi Hasan menekankan bahwa pengawasan partisipatif bukan hanya sekedar tanggung jawab moral, melainkan juga sebagai wujud kecintaan terhadap bangsa dan negara.
"Mahasiswa harus memanfaatkan kesempatan ini untuk tidak hanya menjadi penonton, tetapi juga pemain dalam proses demokrasi yang berkeadilan. Dengan demikian, kita dapat memastikan bahwa Pemilu 2024 berlangsung jujur, adil, dan demokratis," tegasnya.
Selain diskusi panel, acara ini juga diisi dengan sesi tanya jawab yang interaktif. Mahasiswa terlihat sangat antusias mengajukan pertanyaan terkait bagaimana mekanisme pengawasan partisipatif yang dapat mereka lakukan, termasuk teknik melaporkan potensi pelanggaran yang terjadi selama proses Pemilu. [nh]
- Warga Ulee Kareng Keluhkan Kesulitan Urus Rujukan Kacamata, Hanya Satu Pasien Per Hari
- Pilkada 2024: Dua Daerah Tambah Paslon, Calon Tunggal Masih Ada di 41 Daerah
- Platform Digital Diminta Berperan Aktif dalam Pemberantasan Hoaks Pilkada Serentak 2024
- Pakarmaru Jurusan PBI USK 2024, Gemasastrin Harapkan Mahasiswa yang Tangguh dan Berkarakter