Azhari dan Mimpinya Menyulap Lhokseumawe Jadi Waterfront City
Font: Ukuran: - +
Azhari, calon wali kota Lhokseumawe nomor urut 1. Foto: for Dialeksis.com
DIALEKSIS.COM | Aceh - Lhokseumawe, kota pesisir di utara Aceh, menyimpan potensi besar untuk berkembang menjadi waterfront city yang modern. Dengan konsep ini, kota tersebut bisa bersanding dengan kota-kota tepi laut lain di Indonesia, bahkan digadang-gadang mampu menyaingi julukan "Small Dubai".
Visi ambisius itu digaungkan oleh Azhari, calon wali kota Lhokseumawe nomor urut 1. Berbekal latar belakang pendidikan Teknik Sipil dan Manajemen dari Universitas Malikussaleh (Unimal), ia percaya waterfront city bukan sekadar konsep estetika, tetapi juga solusi untuk menanggulangi banjir dan mendorong ekonomi berbasis pariwisata.
“Ke depan, semua bangunan di Lhokseumawe tidak boleh lagi membelakangi laut. Laut harus menjadi pusat inspirasi dan energi,” kata Azhari.
Jika ditelisik dari rekam jejak dan kompetensi, ternyata Azhari bukan orang baru di Lhokseumawe. Sebagai putra daerah kelahiran Keude Krueng Geukeuh, 2 Juli 1976, ia dikenal sebagai sosok yang aktif berorganisasi. Sejumlah jabatan strategis pernah diembannya, di antaranya Ketua Alumni Teknik Sipil Unimal, Dewan Pengawas RS PMI Lhokseumawe, hingga Wakil Ketua Perbakin Lhokseumawe.
Pengalaman organisasinya semakin kaya dengan perannya sebagai Bendahara Ikatan Keluarga Alumni Lemhannas (IKAL) dan Ketua DPW Forum Kader Bela Negara (FKBN) Aceh. Rekam jejak ini, menurutnya, menjadi modal penting untuk mewujudkan visi besar bagi Lhokseumawe.
Tak hanya aktif di organisasi, Azhari juga dikenal sebagai pengusaha. Ia menjabat Direktur Utama PT Vinca Rosea, pemilik klinik kesehatan yang tersebar di Lhokseumawe, Aceh Utara, Aceh Tengah, dan Sigli. Selain itu, ia mengelola pabrik garam dan mendirikan Yayasan Pendidikan Islam Tahfiz Internasional Vinca Rosea, yang bertujuan membangun generasi Islami berwawasan global.
Jika ditanyakan, bagaimana visi sosok pengusaha sekaligus politisi ini, sejak 2008, Azhari rajin mengikuti seminar dan pelatihan untuk memperkaya kapasitasnya. Mulai dari pelatihan manajemen keselamatan kerja hingga program pemantapan nilai-nilai kebangsaan di Lemhannas, semua ia jalani untuk mempersiapkan diri sebagai pemimpin yang kompeten.
Kini, Azhari menawarkan gagasan besar: menjadikan Lhokseumawe sebagai kota yang mengintegrasikan pembangunan dengan potensi maritim. Baginya, waterfront city bukan hanya impian, tetapi kebutuhan untuk mengubah wajah kota sekaligus memajukan masyarakatnya.
“Laut bukan sekadar latar, tapi masa depan Lhokseumawe,” ujarnya penuh keyakinan. []