Beranda / Politik dan Hukum / Aryos Nivada: Ulama Sebagai Penganti Tu Sop Hanya Pilihan Romantis

Aryos Nivada: Ulama Sebagai Penganti Tu Sop Hanya Pilihan Romantis

Senin, 09 September 2024 14:30 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : Ratnalia

Dosen Ilmu Politik FISIP Universitas Syiah Kuala (USK) Aryos Nivada menilai usulan pengganti Tu Sop agar tetap memilih sosok dari kalangan ulama lebih sebagai usulan romantis. [Foto: dokumen untuk dialeksis.com]


DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Meninggalnya Tgk HM Yusuf A Wahab alias Tu Sop sebagai calon wakil gubernur Aceh paska uji baca al quran memunculkan dorongan agar Bustami Hamzah tetap mengambil sosok dari kalangan ulama

Beberapa nama ulama disebut-sebut cocok untuk mendampingi Bustami Hamzah. Ulama-ulama itu adalah Tgk. H. Faisal Ali, Tgk. H. M. Daud Habsyi, Tgk. H. Muhammad Yusuf Nasir dan Tgk. H. Anwar Usman Kuta Krueng. 

Menanggapi hal tersebut Dosen Ilmu Politik FISIP Universitas Syiah Kuala (USK) Aryos Nivada menilai usulan agar tetap memilih sosok dari kalangan ulama lebih sebagai usulan romantis. 

“Itu lebih sebagai usulan romantisme politik sesaat,” sebutnya, Senin (9/9/2024). 

Menurut Aryos, tidak semua sosok ulama punya bobot popularitas dan elektabilitas yang sama dihadapan politik. 

“Berbeda dengan Tu Sop. Beliau memang sosok ulama yang cakap secara ilmu siasah sekaligus berani terjun ke dunia politik praktis,” tambahnya. 

Penguasaan ilmu siasah plus keberaniaannya terjun ke dunia politik didukung pula oleh sikap moderatnya dalam beragama. 

“Beliau sosok ulama yang mengakar ke bawah (tradisional), bersedia duduk satu meja dengan kalangan intelektual Islam moderat, plus tidak pernah radikal dalam merespon berbagai fenomena, jadilah beliau sebagai sosok harapan baru,” sebut Aryos. 

Langkah segera yang harus dilakukan Bustami Hamzah sebagai calon gubernur Aceh adalah menggelar pertemuan dengan seluruh partai pengusung dan pendukung. 

“Jika salah dalam menetapkan calon wakil pendamping akan berdampak bagi kemenangan di Pilkada,” tambahnya. 

Jika memang seluruh partai pendukung sepakat untuk kembali mengambil sosok ulama guna menutupi elektabilitas Bustami maka wajib memetakan sosok yang setara dengan popularitas Tu Sop. 

Hanya saja, pertimbangan itu tidak boleh didasarkan pada romantisme politik. Perlu diingat bahwa dikubu Mualem juga banyak sosok-sosok ulama berpengaruh di akar rumput. 

Aryos mendorong agar Bustami Hamzah dan partai pendukung untuk juga melirik segmentasi tokoh anak muda di Aceh. Beberapa nama yang dinilai cukup populer diantaranya ada nama Ahmad Haeqal Asri dan Rahmat Maulizar. 

“Itu dua nama yang memiliki pengaruh karena aktivitas kemanusiaan yang mereka lakukan selama ini,” kata Aryos. 

Dan, untuk menghindari tarikan kepentingan dikalangan partai pendukung, perlu juga dipertimbangkan nama-nama yang cukup punya nama, termasuk juga berpeluang diterima oleh kaangan ulama, seperti Mawardi Ali. 

“Bila perlu, Bustami Hamzah membuat kejutan politik yang berani dengan memilih pendamping dari kalangan aktivis atau politisi perempuan,” tutup Aryos. [ra]

Keyword:


Editor :
Indri

riset-JSI