Aktivis Soroti Calon Pemimpin Harus Pikirkan Syariat Islam di Aceh
Font: Ukuran: - +
Reporter : Naufal Habibi
Ketua Humas Ikatan Mahasiswa Alumni Dayah, Furqan Fikri. Dokumen untuk dialeksis.com.
DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Nanggroe Aceh Darussalam, dikenal sebagai Serambi Mekkah sehingga menjadi sorotan menjelang Pemilihan Kepala Daerah pada 27 September mendatang.
Ikatan Mahasiswa Alumni Dayah Aceh (IMADA) menyerukan kepada seluruh masyarakat Aceh untuk memilih pemimpin yang pro terhadap penerapan syariat Islam di daerah ini.
Menurut Furqan Fiqri, Ketua Humas IMADA, Aceh memiliki keistimewaan dalam menerapkan Qaedah-Qaedah keagamaan yang dihormati secara luas.
"Kami mengajak agar calon pemimpin yang terpilih dapat memperhatikan dan melestarikan syariat Islam sebagai bagian dari warisan budaya dan nilai-nilai adat istiadat di Aceh," ujarnya kepada Dialeksis.com, Rabu 17 Juli 2024.
Penerapan syariat Islam di Aceh telah menjadi daya tarik bagi wisatawan dan mengakar kuat dalam kehidupan masyarakat setempat.
IMADA meyakini bahwa kehadiran pemimpin yang memahami dan mampu melindungi nilai-nilai ini akan menjaga keharmonisan sosial dan keberlangsungan tradisi keagamaan di Aceh.
Namun demikian, IMADA juga mengingatkan bahwa penerapan syariat Islam haruslah melalui proses hukum yang berlaku di Indonesia, yakni melalui peraturan perundang-undangan yang sah.
Hal ini, menurut Furqan, adalah langkah yang tepat untuk memastikan bahwa nilai-nilai Islam dapat diimplementasikan dengan sesuai dan adil bagi seluruh masyarakat Aceh.
Sebagai persiapan menjelang Pemilihan Kepala Daerah, IMADA mengajak semua pihak untuk bersama-sama memilih pemimpin yang bertanggung jawab dalam melestarikan syariat Islam di Aceh, sehingga keberadaan Aceh sebagai serambi Mekkah Indonesia tetap terjaga dengan baik.
"Kita berharap kepala daerah di Aceh fokus pada penerapan syariat Islam dan keberlangsungan nilai-nilai budaya lokal," pungkasnya.