AHY dan Jokowi Bersatu di DIY: Langkah Strategis Menuju Kemenangan Prabowo-Gibran
Font: Ukuran: - +
Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono berolahraga sepeda bersama Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Yogyakarta pada Minggu, (28/1/2024). Foto: Instagram@agusyudhoyono.
DIALEKSIS.COM | Nasional - Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) melangsungkan pertemuan penting di DIY pada Minggu pagi (Minggu (28/1/2024). Pertemuan ini dianggap sebagai kelanjutan dari serangkaian pertemuan Jokowi dengan ketua umum partai politik di Koalisi Indonesia Maju (KIM), yang mendukung pasangan calon nomor urut 2, Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming.
Direktur Eksekutif Institute for Democracy and Strategic Affairs (INDOSTRATEGIC), Ahmad Khoirul Umam, memberikan pandangan kepada wartawan, "Pertemuan Presiden Jokowi dengan Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono di Yogyakarta pagi ini, melengkapi serangkaian pertemuan Jokowi dengan para ketua umum partai politik pengusung Prabowo-Gibran."
Pada pertemuan sebelumnya, Jokowi telah bertemu dengan Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto, Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto, dan Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan. Umam menekankan bahwa pertemuan dengan AHY mengonfirmasi arah keberpihakan dan dukungan politik Jokowi terhadap pasangan Prabowo-Gibran.
Menurut Umam, Jokowi ingin memastikan peran Partai Demokrat dalam mendukung kemenangan paslon nomor urut 2. Sebaliknya, AHY dan Demokrat, yang telah dua periode berada di luar pemerintahan, terlihat tegas dalam mendukung Prabowo-Gibran.
"Pertemuan ini mengakui peran penting Partai Demokrat dalam proses pemenangan Prabowo-Gibran. Jokowi tampaknya ingin memastikan infrastruktur pemenangan dan mesin politik Prabowo-Gibran berjalan optimal menjelang 16 hari menuju pemilu pada 14 Februari 2024," ujar Umam.
Umam menilai bahwa ketegasan AHY dan Demokrat dalam mendukung Prabowo-Gibran bisa dimaklumi, mengingat pentingnya hasil Pemilu 2024 bagi Demokrat, yang selama 10 tahun ini memilih untuk tidak terlibat dalam kekuasaan.
"Dengan optimalnya kerja Demokrat, peluang Prabowo-Gibran untuk memenangkan pilpres dalam satu putaran semakin besar. Demokrat memiliki peran penting di sejumlah wilayah, dan jika bekerja secara optimal, pasangan ini akan mendapatkan dukungan elektoral yang signifikan," tambahnya.
Umam juga menyebut bahwa Demokrat akan mendapat manfaat politik dari suara Prabowo-Gibran, menciptakan efek ekor jas atau coat-tail effect. Seiring karakter swing voters dan dinamika isu jelang Pilpres, Demokrat bisa mendapatkan keuntungan dari dukungan paslon yang memiliki kemungkinan menang lebih besar dan tercitrakan dekat dengan kekuasaan.