kip lhok
Beranda / Politik dan Hukum / Adi Laweung: Paslon 01 Paranoid dan Berlebihan dalam Menyikapi Kasus

Adi Laweung: Paslon 01 Paranoid dan Berlebihan dalam Menyikapi Kasus

Selasa, 12 November 2024 22:00 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : Arn

Ketua Divisi Pemenangan, Media, dan Publikasi Mualem-Dek Fadh, Suadi Sulaiman alias Adi Laweung. Foto: Dialeksis.com


DIALEKSIS.COM | Aceh - Rangkaian kasus kekerasan dan intimidasi dilaporkan menimpa pasangan calon (Paslon) 01 Pilkada Aceh 2024, Bustami Hamzah dan Fadhil Rahmi. Peristiwa ini mencuat setelah berbagai kejadian mulai dari pelemparan granat hingga perusakan alat peraga kampanye yang diduga menargetkan pendukung Paslon 01.

Kasus pertama terjadi pada Senin, 2 September 2024, ketika granat dilemparkan ke kediaman Bustami Hamzah di Gampong Pineung. Selain itu, perusakan atribut kampanye pasangan Bustami-Fadhil juga dilaporkan terjadi secara masif di dua kabupaten, yakni Aceh Tamiang dan Bireuen. Pada Minggu dini hari, 6 Oktober 2024, alat peraga kampanye (APK) mereka dirusak di Gampong Cot Ijue dan Gampong Baro, Kecamatan Peusangan.

Tak hanya itu, intimidasi juga dilaporkan menimpa pendukung Paslon 01. Amiruddin, seorang relawan pemenangan Bustami, mengalami perusakan kebun cabainya seluas 1.200 meter persegi di Gampong Cot Kruet, Kecamatan Makmur, Kabupaten Bireuen. Di tempat lain, Safwan, Sekretaris Relawan Rumah Kita Bersama (RKB) Aceh Tamiang, mengaku menerima ancaman pembunuhan setelah menolak membuat video untuk mengalihkan dukungan di Pilkada 2024.

Menanggapi insiden tersebut, Ketua Divisi Pemenangan, Media, dan Publikasi Mualem-Dek Fadh, Suadi Sulaiman alias Adi Laweung, memberikan penjelasan eksklusif kepada Dialeksis.com pada 12 November 2024.

Terkait pelemparan granat ke rumah Bustami, Adi menyatakan, “Kami dari tim 02 mendukung penuh pihak kepolisian untuk mengusut kasus ini agar menjadi jelas. Kami menunggu hasilnya, apakah benar ini upaya play victim?” ujarnya.

Dalam kasus perusakan APK, Adi menekankan bahwa atribut kampanye milik pasangan calon 02 juga mengalami hal serupa. “Kami di kubu 02 tidak punya waktu untuk merusak APK. Fokus kami adalah konsolidasi untuk memenangkan pasangan yang kami usung dari PA dan partai koalisi lainnya,” jelasnya.

Adi juga memberikan komentar satir terhadap Paslon 01. “Saya malah heran dengan kawan-kawan di kubu Paslon 01. Sampai-sampai jika ada daun kering jatuh, apakah itu juga salah kami yang lewat? Aneh cara mereka berkampanye. Mereka bicara soal politik sehat, tetapi cara berpikir mereka justru tidak sehat. Berhentilah merekayasa dan beretorika,” tegasnya.

Menanggapi kasus ancaman pembunuhan yang diterima Safwan, Adi menegaskan bahwa pihaknya tidak pernah melakukan ancaman tersebut. “Akan lebih baik jika rekan-rekan media bisa bertanya langsung kepada Safwan. Dia bukan korban dari kubu 02, melainkan korban dari kelompoknya sendiri,” kata Adi.

Adi menambahkan bahwa Safwan bukan bagian dari KPA Tamiang, melainkan seorang pensiunan Aparatur Sipil Negara (ASN) dengan jabatan terakhir sebagai Kepala Dinas Pertanian, serta mantan calon legislatif yang gagal pada pemilu Februari 2024.

Di akhir pernyataannya, Adi mengimbau masyarakat Aceh untuk tidak mencatut nama orang atau organisasi demi kepentingan politik praktis dalam Pilkada yang tinggal beberapa hari lagi. “Dukungan dan pilihan adalah hak demokrasi masing-masing sesuai keyakinan hati. Waspadai politik adu domba yang dilakukan pihak tak bertanggung jawab demi kepentingan licik,” tutupnya.

Keyword:


Editor :
Redaksi

riset-JSI
Komentar Anda