kip lhok
Beranda / PKA7 / Naga dari Aceh Selatan Jadi Buruan Selfie Pengunjung PKA

Naga dari Aceh Selatan Jadi Buruan Selfie Pengunjung PKA

Sabtu, 11 Agustus 2018 20:29 WIB

Font: Ukuran: - +


DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Patung Naga di samping anjungan Kabupaten Aceh Selatan menjadi daya tarik tersendiri bagi pengunjung Pekan Kebudayaan Aceh (PKA VII), di Taman Ratu Safiatuddin, Banda Aceh.

Sebagian besar pengunjung  menyempatkan diri berswafoto (selfie) di badan Naga, bahkan anak-anak ada yang menaikinya untuk berfoto.

Patung Naga yang panjangnya sekitar 3 meter itu tampil dengan lidah menjulur dan mata yang terbelalak seakan –akan siap memangsa di hadapannya

Salah seorang pengunjung Anjungan Aceh Selatan, Juwita mengaku sengaja ingin melihat isi anjungan sembari berfoto dengan naga yang terbuat dari semen, di samping anjungan.

Menurutnya, selain menampilkan atraksi budaya, Anjungan Aceh Selatan juga menyajikan lokasi yang Instagramable, salah satunya Naga yang terinspirasi dari cerita rakyat Aceh Selatan.

"Bagus aja. Karena jarang ada seperti ini dianjungan, apalagi ini salah satu legenda yang ceritanya masih ada sampai sekarang," kata Juwita yang merupakan warga Langsa, Sabtu (11/8/2018).

Menurut sejarahnya, Aceh Selatan memang selalu dikaitkan dengan legenda Putri Naga. Legenda ini menceritakan tentang sepasang naga yang tinggal di sebuah teluk yang kini menjadi Tapaktuan. Kedua naga ini diusir dari Tiongkok karena tidak memiliki anak.

Kemudian, suatu saat terjadi perkelahian di lautan yang coba mengusik seorang petapa yang tinggal dan bertapa di Gua Kalam. Petapa yang dikenal dengan nama Tuan Tapa tersebut melerai perkelahian antara dua naga dan kerjaaan Asralanoka dari India karena memperebutkan seorang bayi yang hanyut.

Namun kedua naga tersebut malah menantang Tuan Tapa untuk bertarung. Maka terjadilah perkelahian di laut yang membuat kedua naga tersebut kalah.

"Jadi ceritanya, saat Naga itu kalah tubuhnya hancur berserakan, banyak yang meyakini Hati dan Tubuh Naga hancur menjadi batu batuan hitam yang kini dikenal sebagai Batu Itam, dan ada lagi bekasnya seperti Batu Merah yang disebut dari darah naga yang tercecer di pesisir Aceh Selatan," kata M. Subhan, salah seorang penjaga anjungan Aceh Selatan.

Itu sebabnya, kata dia, kenapa naga ini menjadi simbol dari Aceh Selatan dikarenakan ada legenda terdahulu yang masih tersimpan rapi di pikiran masyarakat Aceh Selatan.

Pantauan dilokasi anjungan, masyarakat berbondong-bondong untuk bisa berswafoto di Patung Naga. Bahkan warga rela mengantri dengan cara masuk terlebih dahulu ke dalam Anjungan untuk mencari informasi tentang Naga tersebut. (adv)

Keyword:


Editor :
Jaka Rasyid

riset-JSI
Komentar Anda