kip lhok
Beranda / Pemerintahan / Dukung Pertanian Simeulue, Pemerintah Pusat Akomodasi 10 Unit Pompa Air

Dukung Pertanian Simeulue, Pemerintah Pusat Akomodasi 10 Unit Pompa Air

Selasa, 04 Juni 2024 10:30 WIB

Font: Ukuran: - +

Samsuar, Kadistan Kabupaten Simeulue, saat pertemuan di Kodim 0115 Simeulue, membahas perkembangan pertanian. (mc aceh)


DIALEKSIS.COM | Sinabang - Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Simeulue, Samsur menyatakan saat ini petani di daerahnya masih mengandalkan sistem tanah hujan, sehingga telah diusulkan pengajuan kepada pemerintah pusat sebanyak 500 unit pompa air, untuk memaksimalkan hasil pertanian.

"Dengan geografis kepulauan yang terpisah, maka untuk bidang pertanian di Simeulue membutuhkan sarana dan prasarana yang maksimal. Salah satunya kebutuhan pompa air, sebab saat ini pertanian kita masih mengandalkan sistim tadah hujan. Yang kita usulkan sebanyak 500 unit pompa air, namun yang terealisasi hanya 10 unit," kata Samsuar, Senin (3/6/2024).

Padahal sebut Kadistan Simeulue, sarana pompa air itu sangat penting, sehingga nantinya kegiatan Upaya Khusus (Upsus) optimasi lahan rawa seluas 4.218,55 hektare yang tersebar di 10 kecamatan itu tidak terkendala, mengingat adanya warning dari BMKG RI, bahwa bakal terjadi cuaca ekstrim kemarau selama dua bulan dan berpotensi terjadi rawan pangan.

Wahyudi, Liaison Officer (LO) Kementan RI, juga tidak menapik hanya 10 unit pompa air yang diakomodasi pemerintah pusat untuk petani di Kabupaten Simeulue, namun usulan itu akan dipenuhi secara bertahap.

"Benar yang terpenuhi hanya 10 unit, namun ini bertahap akan dipenuhi, sebab pompa air ini tidak hanya Simeulue, tapi seluruh daerah yang ada di Indonesia," katanya.

Liaison Officer (LO) Kementan RI, yang menyebutkan warning akan terjadi kemarau itu, bakal berpotensi darurat pangan serta semakin dikhawatirkan bahwa untuk sementara ini ada beberapa negara, yakni negara Cina (Tiongkok), negara Thailand dan negara Vietnam, yang tidak bersedia lagi untuk ekspor berasnya keluar negeri termasuk ke Indonesia.

"Warning cuaca ekstrem musim kemarau akan terjadi selama dua bulan, sehingga bakal terjadi darurat pangan dan ini akan semakin sulit dan sangat dikhawatirkan sebab beberapa negara seperti Cina, Thailand dan Vietnam tidak lagi ekspor beras. Maka kita harus dilakukan optomasi, perluasan areal tanam dan peningkatan padi dan lainnya," imbuh Wahyudi.

Dandim 0115 Simeulue, Letkol Kav Mahdan Almahirsyah, juga menyatakan komitmen seriusnya untuk kepentingan dan kesejahteraan rakyat.

"Kodim 0115 Simeulue sangat komitmen untuk kepentingan pembangunan, kemajuan dan kesejahteraan masyarakat, termasuk untuk aktifkan badan usaha Primkopad di Simeulue, yang saat ini masih menunggu proses adminstrasi dan siap menampung gabah padi milik petani," kata Letkol Kav Mahdan Almahirsyah. (*)

Keyword:


Editor :
Alfi Nora

riset-JSI
Komentar Anda