Tingkatkan Pelayanan, Dewan Dukung RSUD H Sahudin Kutacane jadi Tipe B
Font: Ukuran: - +
Anggota DPRK Aceh Tenggara, Muharri Kasturi. [Foto: dokumen untuk dialeksis.com]
DIALEKSIS.COM | Kutacane - Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten (DPRK) Aceh Tenggara Muharri Kasturi, mendukung sepenuhnya upaya pihak manajemen Rumah Sakit Umun Daerah (RSUD) H. Sahudin Kutacane untuk meningatkan klasifikasi RS dari C menjadi Tipe B.
"Alat-alat kesehatan yang dimiliki RSUD H Sahudin Kutacane sudah semakin memadai. Sudah saatnya RSUD kita ini naik tingkat," kata Sekretaris Komisi D DPRK Aceh Tenggara Muharri Kasturi pada Jumat (24/1/2025).
Lanjutnya, sebagai salah satu fasilitas kesehatan dimiliki Kabupaten Aceh Tenggara, RSUD H Sahudin Kutacane sudah sepatutnya memberikan pelayanan yang baik dan berkualitas kepada masyarakat.
Hal ini seperti tersedianya layanan Cath Lab jantung, endoskopi, operasi bedah saraf, urologi, bedah tulang dan lainnya. Dengan tersedianya layanan tersebut di RSUD Sahudin Kutacane, masyarakat tidak perlu merujuk ke RS di Kota Medan, Sumatera Utara.
"Kenapa kita tidak lengkapi saja sumder daya manusia (SDM) kita dan sarananya di RSUD kita. Demikian masyarakat atau pasien dari kabupaten tetangga seperti Gayo Lues juga bisa dirujuk ketempat kita," kata Muharri.
Semakin lengkapnya fasilitas pelayanan dimiliki oleh RS kebanggaan masyarakat Aceh Tenggara, ia pun meyakini pendapatan daerah bersumber dari Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) semakin tinggi. Hal ini tentu dengan banyaknya pasien yang bisa ditangani dirumah sakit tersebut.
Muharri pun mengatakan pentingnya pemenuhan dokter sub spesialis di Kutacane, karena letak geografis yang jauh dari RS rujukan pusat. Sehingga pada kasus penyakit tertentu dibutuhkan pelayanan yang sangat cepat dan tepat.
Begitu juga dalam hal pelayanan masyarakat Aceh Tenggara, ia mencontohkan apabila ada yang terkena serangan jantung mendadak bisa secepatnya dipasang ring tanpa menunggu waktu lama yang harus di rujuk ke RS di Kota Medan.
"Bayangkan kalau pasien perdarahan otak butuh waktu 8 jam di jalan sampe Medan sudah meninggal. Itulah perlunya dokter bedah saraf dan jantung di kutacane," kata Muharri. [*]