Tingkatkan Investasi, DPRK Banda Aceh Dukung Kolaborasi Sektor Jasa Penerbangan dan Kepariwisataan
Font: Ukuran: - +
Ketua DPRK Banda Aceh, Irwansyah ST bersilaturrahmi dengan General Manager PT Garuda Indonesia, Aceh dan General Manager Hotel Fhandika Boutiqe Inc, di kawasan Lambung, Senin (20/1/2025). [Foto: Humas DPRK BNA]
DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Dewan Perwakilan Rakyat Kota (DPRK) Banda Aceh mendukung upaya kolaborasi sektor jasa penerbangan dan kepariwisataan untuk meningkatkan investasi.
Hal itu perlu dilakukan mengingat Banda Aceh merupakan salah satu target destinasi bagi wisatawan mancanegara (wisman) maupun dalam negeri yang ingin mengunjungi provinsi yang dijuluki Serambi Makkah itu.
Perihal tersebut disampaikan Ketua DPRK Banda Aceh, Irwansyah ST saat bersilaturrahmi dengan General Manager PT Garuda Indonesia, Aceh dan General Manager Hotel Fhandika Boutiqe Inc, di kawasan Lambung, Senin (20/1/2025).
Irwansyah menilai, investasi kepariwisataan di Banda Aceh akan tumbuh jika iklim investasinya merata, salah satunya dengan memperkuat kolaborasi lintas sektor, termasuk melibatkan sektor jasa penerbangan itu sendiri menggait kepariwisataan.
Irwansyah mengatakan, iklim kepariwisataan ini ibarat siklus yang saling membutuhkan satu sama lain. Di sektor pariwisata, mereka membutuhkan wisatawan yang berkunjung. Tentunya bagi wisatawan ini akan memilih jasa penerbangan yang giat mempromosikan berbagai destinasi wisata yang ditawarkan.
Jika mesin pariwisata dan penerbangan sudah bergerak, otomatis perekonomian dan UMKM juga akan hidup, baik di negara wisatawan itu berada maupun di negara atau daerah yang ia kunjungi.
“Dengan adanya siklus pariwisata ini, sektor-sektor perhotelan, dan UMKM saling memperkuat satu sama lain. Tentunya dengan dukungan pemerintah salah satunya melalui ketersediaan infrastruktur investasi dan SDM yang profesional,” katanya.
Menurut Politisi PKS ini, salah satu ujung tombak pariwisata ada di tour guide atau pemandu wisata dalam menginformasikan, mengedukasi dan mempromosikan destinasi wisata. Karenanya Pemko perlu membuat costumer journey; spot atau titik perjalanan yang diperlukan wisatawan, mulai dari kebutuhan (produk), pembelian hingga mendapat pengalamannya dalam menikmati destinasi wisata.
“Di sektor perekonomian, untuk menarik wisatawan, UMKM juga diperlukan sentuhan modernisasi tempat usaha yang menarik dan memikat pengunjung,” tambahnya.
Sementara itu, General Manager Hotel Fhadika Boutiqe Inc, Dini Noviani mengutarakan, di bidang perhotelan Pemko perlu hadir untuk mendukung agar denyut pengembangan kepariwisataan juga hidup, salah satunya terkait kebersihan.
“Jika di sepanjang spot wisata itu bersih, maka hal tersebut menjadi nilai plus daya tarik bagi wisatawan atau pengunjung datang ke Aceh,” ujar Dini.
Saat ini Banda Aceh kata Dini, juga membutuhkan dukungan Sumber Daya Manusia (SDM) di bidang kepariwisataan yang handal dan profesional. Di tingkat global konsep destinasi mancanegara sudah menerapkan Daerah Tujuan Wisata (DTW) atau "where you want to go" yang menjadi primadona bagi wisman.
“Pariwisata ini harus menarik pengunjung, karenanya kita juga butuh EO (Event Organizer) Pariwisata yang handal dan profesional dan kaya pengetahuan serta kemampuannya,” ujar Dini.
General Manager PT Garuda Indonesia, Aceh, Nano Setiawan juga mengutarakan, bahwasanya promosi wisata yang kuat di bidang penerbangan menjadi faktor minat wisatawan yang berkunjung ke Aceh.
“Para wisatawan ini perlu kita tawarkan yang menarik ke destinasinya, dan itu menjadi nilai promosi bagi kita di penerbangan,” katanya.
Menurut Nano promosi wisata yang masif perlu digalakkan oleh pemerintah, baik melalui papan informasi, maupun konten literasi baik secara cetak maupun visual.
“Pemerintah juga perlu menjamin adanya SDM profesional dan handal demi mempromosikan wisata ini terutama bagi kami di penerbangan, salah satunya bisa dilakukan dengan menyebarkan flyer yang masif atau bacaan tentang kepariwisataan di Aceh yang lengkap, karena wisata ini identik dengan promosi,” pungkasnya.[*]