Muslim Ayub: Rasio Jumlah Petugas Pengamanan Rutan dengan Jumlah Tahanan Harus Dievaluasi
Font: Ukuran: - +
Anggota DPR RI Fraksi Partai Nasdem Muslim Ayub angkat bicara terkait peristiwa kaburnya tujuh orang narapidana di Rutan Salemba. [Foto: dokumen untuk dialeksis.com]
DIALEKSIS.COM | Jakarta - Anggota DPR RI Fraksi Partai Nasdem Muslim Ayub angkat bicara terkait peristiwa kaburnya tujuh orang narapidana di Rutan Salemba pada Selasa (12/11/2024) kemarin.
"Kondisi Lapas/Rutan yang mengalami overcrowded membuat pelaksanaan standar minimum dalam pembinaan, pengamanan, pelayanan, dan keselamatan tidak berjalan sebagaimana mestinya," ungkap Muslim dalam keterangan tertulis yang diterima Dialeksis.com, Rabu (13/11/2024).
Lebih lanjut Muslim menyoroti rasio jumlah petugas pengamanan dengan Jumlah tahanan yang tidak imbang.
"Bayangkan saja jika rasio jumlah petugas pengamanan rutan/lapas dan jumlah tahanan sebesar 1 : 60, bagaimana mungkin petugas pengamanan bisa memantau kejadian persis yang terjadi di dalam ruang tahanan, apakah sudah ada lantai yang dilubangi, besi yang sudah digergaji atau kondisi lain sebagai persiapan mereka melarikan diri," ucap Muslim.
Selain itu, Anggota Komisi XIII DPR RI ini juga heran, meski telah dilakukan rekrutmen berkali-kali untuk petugas lapas, namun persoalan klasik ini tidak pernah terselesaikan.
"Sebagai mitra kementerian imigrasi dan pemasyarakatan, kita akan cek apakah ada anggaran yang kurang atau pembatasan rekrutmen pegawai untuk pegawai rutan dan lapas di Kementerian terkait," kata Muslim.
Lebih lanjut, Politisi asal Aceh ini mengatakan pihaknya akan meminta Kementerian imigrasi dan pemasyarakatan untuk melakukan audit investigatif terhadap kejadian kaburnya tujuh orang napi di Rutan Salemba.
"Perlu dilakukan audit investigatif atas kejadian ini, jika diperlukan kita akan memanggil Kementerian imigrasi dan pemasyarakatan untuk melakukan langkah-langkah strategis terutama audit investigatif di rutan Salemba, jangan-jangan sudah ada bangunan yang dibongkar untuk pelarian napi lainnya" jelasnya.
Selain itu, Muslim mengusulkan adanya solusi jangka panjang, seperti pembangunan Lapas baru dan perbaikan sistem manajemen internal Lapas.
"Pembangunan Lapas baru dan perbaikan sistem manajemen internal Lapas harus segera diimplementasikan untuk optimalkan pengelolaan narapidana dan menjamin lingkungan yang lebih aman serta kondusif bagi pembinaan," pungkasnya. [*]