DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Dalam Rapat Paripurna DPRK Banda Aceh terkait pertanggungjawaban pelaksanaan APBK 2024, Ketua DPRK Banda Aceh, Irwansyah ST, melontarkan kritik tajam sekaligus seruan tegas kepada Pemerintah Kota Banda Aceh, khususnya Dinas Lingkungan Hidup, Kebersihan dan Keindahan Kota (DLHK3), untuk menangani serius persoalan kebersihan di kawasan wisata bahari Ulee Lheue.
"Izinkan kami memberikan masukan terkait dengan terkait dengan kebersihan kawasan kota dan tempat-tempat wisata khususnya di Pantai Ulee Lheue," ujarnya dilansir media dialeksis.com dalam akun Instagram @irwansyah_st2, Rabu (9/7/2025).
Irwansyah menyebutkan bahwa penebangan pohon soga yang baru-baru ini terjadi di sepanjang pesisir Ulee Lheue seharusnya menjadi momentum refleksi.
Baginya, kejadian itu seolah menjadi simbol bahwa Ulee Lheue secara alami menyimpan keindahan yang begitu disukai masyarakat, namun sayangnya keindahan itu tercoreng oleh pemandangan sampah yang masih berserakan.
Irwansyah menegaskan bahwa kawasan Ulee Lheu butuh perlakuan khusus dalam hal pengelolaan kebersihan.
Ia menyarankan beberapa langkah konkret yang bisa segera diterapkan oleh Pemko Banda Aceh dan DLHK3, di antaranya menyediakan tenaga penyapu jalan khusus yang bertugas hanya di area Ulee Lheu setiap hari, terutama saat pagi dan sore ketika kawasan ramai dikunjungi warga.
Selain itu, melakukan edukasi aktif kepada masyarakat dan pengunjung mengenai pentingnya menjaga kebersihan melalui berbagai media seperti flyer, spanduk, serta himbauan lisan oleh petugas kebersihan dan pengelola.
Ia juga mengajak pelaku usaha lokal seperti pedagang kaki lima, pengelola kafe mobile, dan pelaku wisata lainnya untuk aktif menjaga kebersihan di sekitar tempat usahanya masing-masing. Menurut Irwansyah, ini merupakan bentuk tanggung jawab sosial yang tidak bisa ditawar.
Lebih lanjut, Irwansyah mengingatkan bahwa Ulee Lheu merupakan kawasan inti dari wajah pariwisata bahari Banda Aceh. Jika kawasan ini tidak dikelola dengan baik, terutama dari sisi kebersihannya, maka citra Banda Aceh sebagai kota destinasi akan tercoreng.
“Kita tidak ingin, kawasan inti wisata bahari Kota Banda Aceh ini tidak terkelola dengan baik, terutama dalam hal kebersihan dan pengelolaan sampah,” pungkasnya. [nh]