Nostalgia Robur di HUT RI ke 74
Font: Ukuran: - +
DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Robur yang populer era 1980-an merupakan angkutan murah dan fenomenal pada zamannya. Angkutan umum asal Jerman Timur, pabrikan Volkseigener Betrieb VEB Robur-Werke Zittau, atau lazim disebut Bus Robur, ini menjadi andalan sebagian besar mahasiswa, pelajar, pekerja maupun masyarakat.
Sorak sorai riuh mahasiswa mengikuti irama kemudi supir robur. Sopir usil kadang sengaja berbelok lebih tajam agar para penumpang di dalam lebih rapat, sehingga saling bersenggolan.
Akan jadi bahan cerita bila dapat tempat berdiri di samping kakak-kakak berseragam PDPK, dipuja-puji bila berhasil kenalan, disanjung jika dapat nomor telepon rumahnya.
Dengan ongkos 25 - 50 rupiah, penumpang dapat menikmati layanan robur mulai dari Pusat Kota Banda Aceh sampai ke Darussalam. Teriakan Darma Darma, Apung, Kramat, Jambo Tapee, Lorong Mangga, Mesra, Simpang Galon, selalu terdengar dari kernet robur.
Tinggg... tinggg... Bunyi benturan rupiah recehan dengan tiang penyangga bus sebagai aba-aba kepada supir bahwa ada yang turun.
Inilah Robur yang merupakan cikal bakal angkutan massal (BRT) yang beroperasi pertama kali di Banda Aceh. Kini, robur telah menjadi inspirasi Pemerintah Aceh melalui Dinas Perhubungan untuk melahirkan bus transkoetaradja sebagai transportasi massal perkotaan.
Robur ikut hadir dalam parade mobil hias dalam menyambut HUT Kemerdekaan Indonesia Ke 74 Tahun. (pd)