Beranda / Opini / Menjadi Guru yang Harmonis dan Inspiratif

Menjadi Guru yang Harmonis dan Inspiratif

Rabu, 13 November 2024 19:30 WIB

Font: Ukuran: - +

Penulis :
Muhammad Syawal Djamil

Praktisi Pendidikan Muhammad Syawal Djamil. Foto: dok pribadi


DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Di tengah dinamika pendidikan yang terus berkembang dan situasi yang penuh perubahan, perubahan pola belajar siswa, serta mental siswa secara general tak ubahnya strawberry yang tampak cantik dan menarik dari luar, tetapi mudah hancur atau rusak jika diberi tekanan, menjadi guru yang penuh harmoni dan menginspirasi adalah sebuah kebutuhan sekaligus tantangan. Istilah "generasi strawberry" ini menggambarkan mentalitas sebagian siswa masa kini yang rapuh dan kurang tangguh dalam menghadapi tekanan atau tantangan.

Sebagai bagian dari tujuan negara yang tertuang dalam Pembukaan UUD 1945, yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa, guru menjadi garda depan dalam melaksanakan misi ini. Guru adalah ujung tombak yang memastikan bahwa pendidikan dapat diakses oleh seluruh lapisan masyarakat dan bahwa tujuan negara dalam membangun masyarakat yang cerdas, berbudaya, dan kompeten dapat tercapai. Guru bukan sekadar pengajar; ia adalah sosok yang membentuk karakter, menginspirasi pemikiran, dan membuka cakrawala masa depan bagi siswa.

Nah, harmoni dalam diri seorang guru merupakan aspek mendasar yang mempengaruhi efektivitas proses pembelajaran dan kesejahteraan siswa secara keseluruhan. Harmoni ini mencerminkan kemampuan guru untuk mengajar dengan tulus, empati, dan kepekaan terhadap kebutuhan siswa, sambil tetap menjaga keseimbangan antara pencapaian akademis dan pengembangan karakter mereka. Sebagaimana dikemukakan oleh Darling-Hammond (2006), guru yang efektif adalah mereka yang tidak hanya memahami materi yang diajarkan tetapi juga memiliki hubungan emosional yang positif dengan siswa, karena koneksi emosional inilah yang membantu siswa merasa nyaman, dihargai, dan didukung. Dengan demikian, pendekatan harmonis ini memungkinkan guru untuk menciptakan lingkungan belajar yang aman dan kondusif, di mana siswa lebih termotivasi dan terlibat dalam proses belajar. Guru yang harmonis mampu menjaga keseimbangan antara tujuan akademis dan pengembangan karakter siswa, yang sangat penting dalam membentuk generasi yang tidak hanya cerdas, tetapi juga memiliki empati, etika, dan keterampilan interpersonal yang baik.

Menjadi guru yang penuh harmoni berarti mampu menjalankan perannya dengan keseimbangan emosional. Keharmonisan ini memungkinkan guru untuk mengajar dengan sikap sabar, tidak mudah marah, dan penuh pengertian, meskipun menghadapi tantangan dari berbagai karakter siswa. Seorang guru yang harmonis juga cenderung lebih dekat dengan siswa karena ia mampu menciptakan suasana belajar yang hangat dan nyaman. Guru yang penuh harmoni mampu memahami bahwa setiap siswa itu unik dan memiliki cara belajar yang berbeda, sehingga ia mengadaptasi metode pengajaran yang sesuai dengan kebutuhan masing-masing anak. Hal inilah yang dapat menciptakan lingkungan belajar yang positif, di mana siswa merasa dihargai dan didorong untuk terus berkembang.

Namun demikian, harmonis saja tidak cukup. Seorang guru juga harus mampu memposisikan dirinya sebagai sosok yang inspiratif atau menginspirasi para muridnya. Guru yang menginspirasi adalah guru yang mampu menanamkan motivasi dan cita-cita di hati siswanya. Inspirasi ini tidak hanya datang dari kata-kata, tetapi juga dari tindakan dan keteladanan.

Seorang guru yang menginspirasi memegang prinsip moral yang kuat, menunjukkan disiplin dan kerja keras dalam keseharian, serta memperlihatkan semangat belajar yang tiada henti alih-alih menyuruh muridnya saja yang belajar. Dengan memberikan contoh nyata, guru mengajarkan kepada muridnya bahwa proses belajar bukan hanya soal nilai, tetapi adalah perjalanan panjang untuk mengembangkan diri. Ketika seorang guru mampu menginspirasi, ia membuka mata siswa pada potensi diri yang mungkin selama ini tidak mereka sadari.

Menjadi guru yang penuh harmoni dan menginspirasi adalah sebuah perjalanan pembelajaran yang panjang. Dibutuhkan keterampilan pedagogis, kepekaan emosional, serta semangat untuk terus belajar dan mengembangkan diri. Bukan hanya demi hasil akademis, guru semacam ini berperan penting dalam menciptakan generasi yang berkarakter, memiliki rasa percaya diri, dan siap menghadapi tantangan hidup. Guru yang memiliki kualitas-kualitas ini di masa depan yang memainkan peran penting dalam membentuk generasi yang tidak hanya berprestasi secara akademis tetapi juga berkarakter, memiliki rasa percaya diri, dan siap menghadapi berbagai tantangan hidup.

Tahun ini, para guru di Indonesia mendapatkan apresiasi khusus dari Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen), Abdul Mu’ti. Sebagai bentuk penghormatan terhadap jasa guru, Bulan November kini resmi dicanangkan sebagai Bulan Guru Nasional. Pun tahun ini, peringatan Hari Guru Nasional mengusung tema "Guru Hebat, Indonesia Kuat," mencerminkan dukungan dan apresiasi terhadap semangat belajar, berbagi, dan berkolaborasi dari guru-guru di seluruh Indonesia. Tema ini menggarisbawahi pesan penting bahwa pendidikan berkualitas tidak mungkin terwujud tanpa adanya guru-guru yang berdedikasi tinggi.

Maka itu, dengan adanya penghargaan dari Kemendikdasmen kepada kita para guru dan tenaga kependidikan yang, meski dengan segala keterbatasan dan penuh tantangan, kita harus berupaya untuk tetap memberikan layanan pendidikan terbaik bagi para siswa, tentunya dengan menjadi guru yang penuh harmoni dan menginspirasi. Kita yakin, di tangan para guru yang penuh harmoni dan menginspirasi inilah masa depan bangsa akan tercipta--melalui jiwa-jiwa muda yang berani bermimpi dan berjuang untuk menjadikan mimpi-mimpi itu nyata. Nyanban!

Penulis: Praktisi Pendidikan Muhammad Syawal Djamil

Keyword:


Editor :
Alfi Nora

riset-JSI
Komentar Anda