Jebakan Batman PDAM
Font: Ukuran: - +
Ilustrasi PDAM. (Radar Cirebon)
"PDAM sebagai jebakan batman". Kalimat ini sering saya dengar saat duduk di meja warung kopi berdiskusi bersama rekan-rekan. Sekilas memang terdengar sangat tendensius, namun bila kita mencoba menarik lebih jauh, kalimat tersebut tentu ada benarnya. Bahwa siapapun yang menjadi direktur PDAM di Aceh, khususnya Banda Aceh pasti akan jadi sasaran sumpah serapah dan akan dianggap gagal.
Mengganti seorang direktur saja tanpa ada pembenahan menyeluruh dari PDAM tidak akan membuat air bersih dan air minum menjadi lancar dan terjangkau ke rumah warga. Dalam kalimat yang lebih apatis sempat juga penulis dengar "bila kita ingin membuat malaikat masuk neraka, maka angkatlah dia menjadi direktur PDAM."
Beberapa hari lalu, saya sempat mengundang seorang teman yang bersedia melakukan investasi di seluruh PDAM di Aceh. Saya juga sempat mengundang beberapa direktur PDAM untuk berjumpa dan diskusi bersama dengan harapan menjadikan diskusi dengan calon investor menjadi lebih hidup dan mengerucut.
Satu hal yang saya tangkap dari sisi kesiapan bahwa tidak ada satu pun direktur PDAM yang berjumpa membawa berkas Master Plan dan Business Plan dari PDAM mereka masing-masing.
Penulis memang tidak mempertanyakan langsung kondisi ini, namun kenyataan ini semakin menguatkan pernyataan nyeleneh dan ngenyel di atas sekaligus menimbulkan pertanyaan di benak penulis; bila Master Plan dan Business Plan tidak ada, apa landasan gerak bagi direksi baru seandainya mereka diganti? terus apa pula yang dijadikan alasan direksi diganti bila mekanisme evaluasi terhadap dua hal di atas tidak ada?
Tulisan ini saya sampaikan bukan untuk membenarkan apalagi menyalahkan. Namun ingin membuka cara pandang, bahwa saat ini teknologi pengolahan air sudah semakin murah, konsumen semakin banyak, investasi semakin mudah, sudah seharusnya kita mewujudkan mimpi menjadi kenyataan, bahwa kita bisa mempunyai perusahaan air minum daerah yang profesional, memiliki pendapatan yang tinggi bagi daerah, serta melayani masyarakat dengan baik.
Atau dengan bahasa lebih simple air tidak putus, harga terjangkau, pendapatan daerah meningkat. Sebagai Ketua MTP Partai Nasional Aceh, saya akan berkoordinasi dengan ketua umum partai yang juga Gubernur Aceh, Bagaimana di tahun 2018 ini air bersih dan air minum di Aceh bisa teratasi dengan baik.
Selain itu, hal ini juga menjadi program strategis yang kita tawarkan ke masyarakat (Aceh Sehat) sehingga masyarakat memercayakan Irwandi Yusuf menjadi gubernur untuk yang kedua kalinya. []
*Irwansyah, Ketua MTP PNA.