Beranda / Opini / Hari Kartini, Momentum Bentuk Generasi Muda Antikorupsi

Hari Kartini, Momentum Bentuk Generasi Muda Antikorupsi

Minggu, 21 April 2024 15:00 WIB

Font: Ukuran: - +

Penulis :
Tomi Subhan
Tomi Subhan, ASN Pemkab Aceh Singkil. [Foto: for Dialeksis.com]

DIALEKSIS.COM | Opini - Pada Hari Kartini, kita perlu memahami nilai-nilai dan gagasan yang diperjuangkan oleh Raden Ajeng Kartini. Nilai-nilai ini harus dijadikan contoh dalam pendidikan karakter bangsa. Hal ini penting untuk membentuk generasi muda yang berkualitas dan bertanggung jawab. Pendidikan karakter merupakan fondasi moral dan etika dalam masyarakat.

Kartini menentang kesenjangan sosial, ketidaksetaraan pendidikan, dan perlakuan berbeda antara Belanda dan Bumiputra. Saat ini, mimpi emansipasi Kartini telah terwujud dengan perempuan bisa sekolah tinggi dan tanpa pembatas kasta. Semua orang memiliki kesempatan yang sama di hadapan hukum dan Tuhan.

Sapta Nilai Keutamaan mencerminkan nilai-nilai luhur dari R.A. Kartini seperti kesederhanaan, keberanian, kejujuran, dan kerja keras. Nilai-nilai ini menjadi pedoman dalam kehidupan sehari-hari. Kartini ingin perempuan berpendidikan, berbudi pekerti luhur, jujur, dan antikorupsi, serta memiliki keberanian melawan norma sosial demi kesetaraan gender. Mimpi Kartini bukan hanya tentang emansipasi dan kesetaraan, tapi juga tentang perempuan yang berdaya dan dapat memengaruhi lingkungannya.

Perempuan telah menduduki posisi strategis dan bahkan sebagai kepala negara, terkadang jabatan tersebut dimanfaatkan untuk korupsi. Korupsi menjadi cara untuk mendapatkan keuntungan pribadi dan mengisi kantong sendiri serta organisasi.

Kebebasan untuk menentukan korupsi atau tidak korupsi merupakan keputusan yang diambil secara sadar. Meskipun mungkin awalnya terjadi pertarungan batin, namun seiring berjalannya waktu, tindakan korupsi tersebut menjadi hal yang biasa. Hati mereka menjadi mati rasa terhadap perbuatan tersebut.

Keputusan untuk terlibat dalam korupsi seringkali didasari oleh keyakinan tertentu. Keyakinan tersebut bisa berupa keyakinan bahwa mereka tidak akan tertangkap, keyakinan bahwa tidak akan ada konsekuensi negatif, atau keyakinan bahwa tindakan tersebut hanya merupakan pelanggaran kecil yang tidak begitu penting. Dari keyakinan tersebut, muncullah niat untuk melakukan korupsi.

Untuk mengampanyekan kebenaran, perempuan memiliki peran besar yang sangat penting. Peran sebagai seorang ibu yang bertanggung jawab mendidik anak-anaknya. Kartini, seorang tokoh perempuan terkenal, menyatakan bahwa perempuan adalah guru peradaban. Menurutnya, melalui perempuan, terbentuk kemajuan kesusilaan manusia. Perempuan memiliki peran krusial dalam memberikan pendidikan pertama kepada manusia, membantu mereka belajar merasa dan berpikir. Didikan awal ini memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap kehidupan manusia.

Perempuan juga memiliki peran penting dalam membentuk karakter dan moralitas manusia. Sebagai ibu, perempuan memiliki kekuatan untuk membimbing anak-anaknya menuju arah yang benar dan membantu mereka memahami nilai-nilai yang baik. Kartini percaya bahwa melalui perempuan, manusia pertama kali belajar tentang moralitas dan etika. Oleh karena itu, perempuan memiliki kontribusi yang signifikan dalam membentuk kepribadian dan perilaku manusia.

Selain itu, perempuan juga berperan dalam mengembangkan potensi manusia. Sebagai pendidik pertama, perempuan memiliki tanggung jawab untuk membantu anak-anak menemukan bakat dan minat mereka. Melalui perempuan, manusia pertama kali diperkenalkan pada dunia pengetahuan dan keterampilan. Kartini menekankan pentingnya perempuan dalam membantu manusia mengembangkan potensi maksimal mereka, sehingga dapat berkontribusi secara positif dalam masyarakat.

Jangan hanya mengaku sebagai Kartini zaman now, tapi sikap dan perilakunya justru mencoreng nilai luhur Kartini. Meneruskan mimpi Kartini tidak hanya sebatas merayakan emansipasi dan kesetaraan, atau mengenakan pakaian tradisional setiap tanggal 21 April. Kartini memiliki harapan yang lebih besar. Ia menginginkan agar perempuan memiliki kekuatan, mendapatkan pendidikan yang layak, memiliki karakter yang baik, jujur, dan menentang korupsi. Visi Kartini tidak hanya untuk dirinya sendiri, tetapi juga untuk menyebarkannya kepada orang-orang di sekitarnya.

Menjadi Kartini zaman sekarang tidak hanya tentang penampilan atau sekadar merayakan hari Kartini setiap tahun. Kartini ingin perempuan memiliki kekuatan dalam diri, pendidikan yang baik, serta moralitas yang tinggi. Semangat Kartini adalah tentang kejujuran, keberanian, dan integritas. Perempuan modern harus mewarisi nilai-nilai tersebut dan mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.

Kartini bukan hanya simbol fisik seperti berkebaya dan sanggul, tetapi lebih dalam dari itu. Kartini mendorong perempuan untuk menjadi individu yang kuat, berpendidikan, dan berakhlak mulia. Penting bagi perempuan untuk tidak hanya fokus pada diri sendiri, tetapi juga menyebarkan nilai-nilai positif kepada orang di sekitarnya. Mimpi Kartini adalah agar perempuan dapat mandiri, berpendidikan, jujur dan anti-korupsi.

Merayakan Kartini tidak hanya tentang penampilan atau formalitas, tetapi tentang menghormati semangat dan cita-cita Kartini. Perempuan modern harus mengambil contoh dari Kartini dengan menjadi individu yang berdaya, berpendidikan, dan berintegritas. Mimpi Kartini harus diteruskan dengan tindakan nyata dalam kehidupan sehari-hari, bukan hanya sekadar simbolisme. Perempuan harus menjadi agen perubahan yang membawa nilai-nilai positif ke dalam masyarakat.

Selamat Hari Kartini. Harapan agar perempuan Indonesia dapat menjadi agen perubahan yang memimpin bangsa menuju kebebasan dari korupsi. [**]

Penulis: Tomi Subhan (ASN Pemkab Aceh Singkil)

Keyword:


Editor :
Indri

riset-JSI
Komentar Anda