Beranda / Opini / Haji 2023, Dedikasi Petugas Melayani Jemaah dan Ramah Lansia

Haji 2023, Dedikasi Petugas Melayani Jemaah dan Ramah Lansia

Kamis, 27 April 2023 16:00 WIB

Font: Ukuran: - +

Saifullah, S.Hum, MA 


DIALEKSIS.COM | Pada musim haji tahun 1444H/2023 M, Kementerian Agama memiliki komitmen yang kuat meneguhkan kesuksesan pelaksanaan haji, dimana dengan jumlah jemaah haji Indonesia mencapai 221.000 orang, berada di peringkat pertama jumlah jemaah haji terbanyak di dunia.

Tentu ini menjadi tantangan tersendiri, tahun sebelumnya pasca covid-19, Indeks Kepuasan Jemaah Haji (IKJH) yakni 90.45 persen. Hal ini menjadi kebanggaan yang patut disyukuri, sekaligus tantangan dalam mempertahankan dan meningkatkan lagi.

Musim Haji 2023, Kementerian Agama mengangkat tagline "Haji Ramah Lansia" sebagai ikhtiar melayani jemaah lansia, selain berusaha menjadikan jemaah lebih mandiri. Dimana, terdapat 65.802 ribu Jemaah lansia yakni 33 % dari total Jemaah, ditambah lagi jemaah haji dengan resiko tinggi (resti).

Untuk memenuhi hajatan terbesar tersebut, Kemenag melakukan persiapan dan pembekalan yang matang, salah satunya menggembleng Petugas melalui bimbingan teknis selama 10 hari di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta Timur, mulai 6 – 16 April 2023, menghadirkan narasumber bekompeten di bidangnya masing-masing. Para petugas juga dilatih cara melayani lansia dan mengikuti Gladi Posko.

Meski dilaksanakan di bulan Ramadan, kegiatan ini berlansung sangat disiplin dan serius, pesertanya pun tetap semangat mengikuti semua momen dari berbagai tahapan hingga tuntas.

Menteri Agama H Yaqut Cholil Qoumas, secara resmi membuka kegiatan nasional terintegrasi tersebut, diikuti 1.234 peserta terdiri atas 928 petugas Kementerian Agama dan 306 dari Kementerian Kesehatan.

Sekretaris Jenderal Kementerian Agama Nizar menegaskan tema Haji Ramah Lansia tidak sebatas menjadi slogan. Layanan terhadap lansia ini dapat diwujudkan dalam layanan nyata di lapangan.

"Meski ada petugas layanan lansia, namun harus ditekankan bahwa semua petugas pada dasarnya adalah petugas ramah lansia,” ujarnya.

Terkait dengan tema haji ramah lansia ini Nizar juga mengatakan bahwa para petugas harus memperhatikan dua hal utama. Pertama, tersedianya sarana prasarana serta fasilitas penyelenggaraan ibadah haji yang mendukung kebutuhan serta memenuhi hak lanjut usia. Kedua, pelindungan dan pendampingan jemaah haji lansia yang mengalami keterbatasan fisik, mental, sosial, dan ekonomi.

Sementara, Inspektur Jenderal Kementerian Agama Faisal meminta seluruh calon petugas haji untuk berintegritas dalam bertugas, dengan selalu disiplin dan mengutamakan jemaah dalam tiap layanan.

"Kita harus samakan visi bahwa sebagai petugas haji harus dioptimalkan perannya untuk beribadah melayani umat. Jika ada yang tidak siap, silakan keluar dari barisan,” tegas Faisal.

Faisal menambahkan Itjen Kemenag juga akan mengawasi setiap kebijakan dan poses penyelenggaraan ibadah haji. “Termasuk hari ini, saya minta dipantau pelaksanaan Bimtek ini. Kalau dalam proses Bimtek ada yang tidak disiplin, informasikan ke saya supaya yang bersangkutan dicoret saja dari petugas haji,” ujarnya.

Hal ini dilakukan sebagai upaya untuk mempertahankan sekaligus meningkatkan Indeks Kepuasan Jemaah Haji (IKJH) tahun ini.

Bahkan, Direktur Bina Haji Ditjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Arsyad Hidayat berulang kali pada berbagai kesempatan baik apel pagi atau ketika menyampaikan materi mengingatkan para petugas untuk menyiapkan diri agar dapat memberikan layanan maksimal kepada para Jemaah haji.

Arsyad mengatakan "Petugas harus siap!," tak terkecuali dengan alasan apapun, karena ini merupakan komitmen dari awal dalam menjalani Jemaah haji di tanah suci.

“Kita adalah Khadamain Dhuyufurrahman, memiliki tugas yang sangat mulia, semua petugas harus saling berkomunikasi dengan baik, membangun sinergi mulai di tanah air hingga kepulangan nantinya. Mudah-mudahan segala keberhasilan penyelenggaraan ibadah haji tahun lalu (2022) memberikan semangat dan spirit agar minimal bisa sama dengan tahun lalu. Atau bahkan bisa lebih," ujar Arsyad.

Bukan sekedar itu saja, PPIH Arab Saudi sebagai bentuk komitmennya melaksanakan tusi di tanah suci, berikrar siap melayani, membacakan maklumat petugas, menandatangani komitmen layanan dan pakta integritas.

Ia berharap dengan kedisiplinan dan kesigapan PPIH dalam melayani jemaah terlebih lansia dapat dibiasakan, sehingga semua jemaah dapat melaksanakan ibadah dengan khusyuk.

Seyogyanya, PPIH melayani dengan hati, penuh ikhlas dan berdedikasi mengharap Ridha Ilahi. Yakin, semua ada hikmah dan rahasia, harapan kita dapat menunaikan membantu jemaah haji Indonesia. Tinggalkan segala atribut di tanah air, melayani adalah kebahagiaan dan kebanggaan kami.

Ingat 3 Pesan Menteri Agama

Penting bagi para PPIH untuk selalu mengingat dan menanamkan dalam hati pesan yang disampaikan oleh Menteri Agama terkait pelayanan, ke Arab Saudi bukanlah untuk main-main atau hanya formalitas belaka, semua komitmen pelayanan harus mampu diterapkan secara nyata dan memberikan manfaat besar bagi jamaah.

Pada pembukaan Bimtek terintegrasi Menteri Agama H Yaqut Cholil Qoumas mengingatkan 3 pesan sebagai berikut:

1. Menjadi Problem Solver

Petugas mampu menjadi menjadi problem solver atas beragam persoalan yang dihadapi Jemaah, karenanya, para petugas haji untuk menjaga sikap dan tidak berulah sehingga menimbulkan masalah.

Menag mengulangi agar petugas bukan hanya memberikan pelayanan tapi juga menjadi problem solver atas masalah yang dihadapi jemaah di Tanah Suci.

"Saya tidak ingin ada petugas yang bermasalah dengan pihak keamanan Arab Saudi karena kekeliruan yang dia lakukan. Kalian yang saat ini merasa tidak kompeten dan tidak berkomitmen, tidak usah berangkat karena masih banyak petugas di luar sana yang antri berharap bisa ikut memberikan layanan terbaik kepada jemaah," tegasnya.

2. Sabar dalam Bertugas

Menteri Agama berpesan agar petugas sabar dalam menjalankan tugasnya, sabar adalah kunci kesuksesan dan keberhasilan.

"Melayani lansia harus sabar. Kalau orang bilang sabar ada batasnya, saya berharap saudara untuk bersabar tanpa batas," sebutnya.

Ketika orang berhak dan pantas untuk marah, tapi memilih untuk menahannya, itulah sabar, "Tugas saudara di Tanah Suci akan sangat menantang, kadang mengganggu emosi kita. Tetaplah bersabar," pesan Gus Men.

"Kalau ingin marah, minum zamzam. Insya Allah tidak akan kering sumur zamzam," ucapnya.

3. Bekerja dalam Tim

Menteri Agama juga berpesan agar para petugas bekerja secara teamwork. Menurutnya, Bimtek bertujuan membentuk tim agar bisa kerja sama mewujudkan cita bersama, memberikan layanan terbaik kepada para jemaah haji.

"Tolong kerja tim. Hilangkan ego sektoral. Kita semua bekerja sebagai tim. Tim itu bekerja sebagaimana organ tubuh. jika ada yang sakit, semua merasakannya," kata Gus Men.

Maka, pesan yang disampaikan oleh Gusmen harus menjadi perhatian sekaligus diamalkan bagi semua PPIH dalam melayani Jemaah di Tanah Suci, ketika 3 hal ini dapat dipedomani dan panutan. InsyaAllah pelayanan Jemaah haji akan lebih baik dan meningkat lagi, dan tagline "Haji Ramah Lansia" terwujud dengan sempurna. Wassalam.


Saifullah, S.Hum, MA 

Peserta Bimtek Terintegrasi PPIH Arab Saudi Tahun 2023 di Asrama Haji Pondok Gede Jakarta Timur (ASN Subbag Umum dan Humas Kanwil Kemenag Aceh).

Keyword:


Editor :
Zulkarnaini

riset-JSI
Komentar Anda