Anindya Bakrie, Peran Kadin dan Pemulihan Ekonomi Indonesia
Font: Ukuran: - +
Jabal Ali Husin Sab (Pemerhati dan pelaku dunia usaha. Berdomisili di Banda Aceh)
Pandemi Covid-19 yang mengguncang perekonomian dunia, telah membuat sejumlah negara masuk ke jurang resesi, diantaranya dua kekuatan ekonomi besar Asia; Singapura dan Korea Selatan. Berdasarkan pertumbuhan ekonomi Indonesia di kwartal ketiga tahun 2020, Indonesia telah dinyatakan masuk ke jurang resesi.
Resesi terjadi apabila sebuah negara mencatat pertumbuhan yang minus dalam dua triwulan berturut-turut. Menurut ekonom dari Institut Economics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira Adhinegara, seperti dilansir BBC Indonesia, resesi Indonesia dipicu oleh terjadinya penurunan tajam pada konsumsi rumah tangga, karena adanya pandemi membuat masyarakat tidak yakin untuk berbelanja, dan akhirnya berpengaruh juga pada industri manufaktur yang turun dan sektor perdagangan juga ikut turun.
Ia mengatakan, ini adalah penurunan ekonomi tahunan Indonesia terburuk pertama sejak dihantam krisis moneter 1998—ketika itu, ekonomi Indonesia anjlok sampai minus 13,13%.
Menteri Keuangan Sri Mulyani menjelaskan bahwa tren pertumbuhan ekonomi Indonesia sedang menuju perbaikan. Namun berdasarkan laporan BPS di kwartal pertama tahun 2021, pertumbuhan ekonomi Indonesia di tiga bulan pertama tahun ini masih minus 0,74%.
Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto seperti dilansir Kontan.id (16/5/2021) mengatakan, pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal II 2021 diklaim telah bergerak ke arah positif. meski kuartal I pertumbuhan ekonomi masih di angka -0,74%, namun pada kuartal II diperkirakan dapat bergerak positif menyentuh angka 7%.
Airlangga menjelaskan bahwa perbaikan ekonomi terlihat dari adanya perbaikan PMI (Purchasing Managers Indeks) yang telah mencapai 54,6. Demikian juga dengan indeks keyakinan konsumen, Airlangga menambahkan, sudah mendekati angka normal. Dari segi impor dan ekspor juga dinilai mulai pulih serta belanja pemerintah juga berada dalam jalur positif. Beberapa sektor mulai dari informasi komunikasi, jasa kesehatan, pertanian, properti maupun industri dengan adanya PPnBM ditanggung pemerintah dan PPN di tanggung pemerintah, industri yang disebutkan tadi sudah bergerak ke arah yang positif.
Krisis ekonomi global yang terjadi akibat pandemi Covid menjadi tantangan tersendiri bagi pemerintah. Pemulihan ekonomi Indonesia pada masa pandemi tidak hanya menjadi PR bagi pemerintah. Namun juga bergantung dari bagaimana kerjasama dan kemitraan yang terbangun antara pemerintah dengan iklim dunia usaha. Para pengusaha punya andil dan potensi untuk memacu pemulihan ekonomi nasional dengan pemulihan di berbagai sektor bisnis dan industri, memacu dan meningkatkan skala ekspor nasional memaksimalkan penggunaan dana stimulus dari pemerintah kepada dunia usaha secara optimal, efisien, terukur dan tepat sasaran.
Kadin sebagai organisasi pengusaha atau saudagar nasional butuh kepemimpinan yang kuat (strong leadership), transformatif, berkarakter dan mampu menghadapi tantangan dalam mengonsolodasikan pelaku dunia usaha untuk bekerjasama secara koperatif melalui strategi yang visioner. Serta mampu membangun kerjasama dan bargaining yang kuat dengan pemerintah untuk menyukseskan rencana pemulihan ekonomi Indonesia dewasa ini.
Anindya Bakrie adalah sosok calon ketua Kadin yang agaknya mampu menjawab tantangan tersebut. Terlebih pengalamannya di kepengurusan Kadin sebelumnya serta kemampuannya dalam memimpin lini bisnis yang ia pimpin.
Putra Mantan Ketua Umum Golkar yang juga Mantan Ketua Umum Kadin Aburizal Bakrie ini punya segudang pengalaman yang menjadi modal baginya untuk menakhodai Kadin kedepan.
Profil Anindya Bakrie
Anindya Bakrie adalah lulusan Harvard J.F. Kennedy School of Goverment Cambridge-M.A., USA dalam program studi keinsinyuran. Setelah lulus studi, ia mendapatkan pekerjaan di pusat bisnis Amerika Serikat, Wall Street, New York.
Wall Street membuat Anindya Bakrie memperoleh pengalaman cukup besar dalam bidang bisnis di kancah internasional. Ketika terjadi krisis ekonomi tahun 1997-1998, Andindya Bakrie terpaksa kembali ke Indonesia. Bakrie Group membutuhkan bantuannya untuk mempertahankan bisnis dari dampak krisis tersebut.
Anindya Bakrie juga ditunjuk oleh Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono secara langsung pada tanggal 31 Desember 2009 untuk mewakili Indonesia dalam The Asia Pacific Media Forum. Anindya Bakrie bergabung dengan organisasi International Council sejak tahun 2011.
Anindya Bakrie juga ditunjuk oleh Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono secara langsung pada tanggal 31 Desember 2009 untuk mewakili Indonesia dalam The Asia Pacific Media Forum. Anindya bergabung dengan organisasi International Council sejak tahun 2011.
Pemimpin Media Asia VIVA (induk perusahaan Vivanews.com dan TV One) ini pada tahun 2002 mengambil alih kepemimpinan PT Cakrawala Andalas Televisi (Anteve). Anindya Bakrie menjadi Presiden Direktur perusahaan televisi swasta tersebut di saat perusahaan tersebut sedang menanggung utang sebesar Rp1,4 triliun. Saat itu, Anindya baru saja menginjak usia 27 tahun. Melihat kondisi itu, Anindya Bakrie berkeinginan memulihkan Anteve dengan membayar hutang dan mengembalikan kepercayaan investor pada Anteve. Langkah-langkah yang ia pilih ialah mendekati korporasi, pemegang obligasi, dan para kreditur. Selain dalam dunia bisnis dan industri yang digelutinya, ia turut terlibat dalam kerja-kerja sosial kemasyarakatan melalui The Bakrie Center Foundation yang ia pimpin.
Melihat arus dukungan yang semakin deras, serta popularitas dan citra publik yang positif, Anindya Bakrie punya peluang besar untuk menduduki kursi Ketua Umum Kadin dan menjadi penggerak dan katalisator dalam menyatukan para pelaku dunia usaha Indonesia untuk mendorong pemulihan ekonomi Indonesia.
Jabal Ali Husin Sab (Pemerhati dan pelaku dunia usaha. Berdomisili di Banda Aceh)