kip lhok
Beranda / Gaya Hidup / Olah Raga / Sensasi Keseruan Pertandingan 10 vs 10 di Game Baru Catalyst Black

Sensasi Keseruan Pertandingan 10 vs 10 di Game Baru Catalyst Black

Rabu, 11 November 2020 10:00 WIB

Font: Ukuran: - +

Foto: Ist/net

DIALEKSIS.COM | Jakarta - Secara mengejutkan, Super Evil Megacorp meluncurkan versi “Geo-Beta Indonesia” untuk game terbaru yang berjudul Catalyst Black pada 7 November 2020 kemarin. Sang pengembang game Vainglory tersebut memang sudah terlihat mulai sibuk mempersiapkan sesuatu sejak dari 6 November 2019. Ketika itu, Super Evil Megacorp mengumumkan sesuatu bernama “Project Spellfire” yang akhirnya diungkap sebagai sebuah game bernama “Catalyst Black” pada tanggal 30 April 2020 kemarin.

Sebagai seorang penggemar Vainglory, rasa penasaran saya memuncak ketika Super Evil Megacorp mengumumkan akses terbuka terhadap Catalyst Black. Setelah meng-install dan mencobanya, ternyata Catalyst Black berhasil menyedot perhatian saya. Akhirnya sepanjang akhir pekan kemarin pun saya jadi keranjingan main Catalyst Black selama beberapa saat. Kenapa bisa begitu? Berikut ulasan saya terhadap game Catalyst Black.

Menjadi inovatif sepertinya sudah ada di dalam nadi Super Evil Megacorp sebagai perusahaan pengembang game. Jika kita melihat ke belakang, Vainglory juga terbilang inovatif pada zamannya. Tahun 2014, ketika game bersifat real-time multiplayer untuk mobile masih seperti mitos, Super Evil Megacorp memutuskan mendobrak pintu tersebut dan menciptakan Vainglory.

Tak hanya itu, mereka juga menciptakan format 3 vs 3 di mobile. Dengan format tersebut Vainglory berhasil menyeimbangkan kesederhanaan game mobile dengan kompleksitas genre MOBA yang ada di PC. Walaupun begitu, Super Evil Megacorp terbilang tidak sepenuhnya mendobrak keadaan. Sebenarnya sudah ada juga beberapa MOBA untuk mobile pada zaman itu. Walau demikian, Vainglory terbilang menjadi salah satu MOBA pertama untuk mobile yang paling solid secara gameplay sebelum akhirnya Mobile Legends dan AOV rilis.

Dalam hal Catalyst Black, Super Evil Megacorp menyajikan konsep segar dalam bentuk genre yang disebut sebagai “Battleground Shooter”. Sebutan itu terbilang cukup asing karena nama genre Battleground Shooter terbilang belum pernah digunakan oleh developer game lain. Dibilang Shooter karena aksi peperangan Catalyst Black melibatkan tembak menembak antar pemain dengan menggunakan senjata api dari sudut pandang orang ketiga. Tapi apa maksudnya genre Battleground?

Dalam satu permainan, Catalyst Black bisa berisi sampai dengan 20 orang dengan format 10 pemain melawan 10 pemain. Walaupun begitu, jumlah dan ukuran medan pertempuran bisa bervariasi. Kadang Anda bisa bermain 5 vs 5 dengan map yang kecil atau bisa bermain di map yang besar dengan jumlah yang saya sebut di atas. Mungkin hal tersebut adalah alasan kenapa Catalyst Black dikelompokkan dalam genre “Battleground”.

Tapi jangan sampai salah kaprah antara Battleground dengan Battle Royale. Ciri khas genre Battle Royale adalah menjadi last-man standing. Sementara pada sisi lain, gameplay Catalyst Black bukan untuk menjadi last-man standing, melainkan bertarung dalam format tim vs tim dengan beberapa objektif. Jadi kalau harus dideskripsikan lebih sederhana lagi, Catalyst Black bisa dibilang punya gameplay mirip dengan Brawl Stars besutan Supercell tapi dengan tempo yang lebih cepat dan jumlah pemain yang lebih banyak di dalam satu pertandingan.

Bicara soal objektif permainan, Catalyst Black menyajikan tiga mode permainan pada fase geo-beta ini. Tiga mode tersebut adalah Capture The Flag, Flag Hunter, dan Core Rush.

Dalam mode Capture the Flag tugas Anda adalah untuk menyerang markas musuh, mencuri bendera, lalu membawanya ke markas Anda sendiri. Mode Flag Hunter agak mirip dengan mode Gem Grab di dalam game Brawl Stars. Tugas Anda sebagai pemain adalah mengalahkan monster besar yang memegang bendera. Setelah berhasil dikalahkan, ambil dan pertahankan bendera sebanyak mungkin sampai durasi permainan habis. Terakhir ada mode Core Rush. Dalam mode tersebut pemain memiliki tugas untuk mengalahkan monster besar bernama Keepers dan Alpha Keepers. Setelah sang monster dikalahkan, pertahankan area di sekitar tempat Anda mengalahkan monster selama beberapa saat. Mengalahkan Keepers memberikan 1 poin, mengalahkan Alpha Keepers memberikan 3 poin.

Menurut saya, Core Rush adalah mode yang membuat Catalyst Black unik. Mode tersebut juga menjadi salah satu mode Super Evil Megacorp menyelipkan sedikit elemen MOBA ke dalam Catalyst Black. Biasanya ada waktu tertentu Anda berebut monster besar demi mendapatkan Monster Buff di MOBA.

MLBB punya Lord, AOV punya Dark Slayer (DS), dan Wild Rift punya Baron untuk diperebutkan. Bertarung 5 vs 5 memperebutkan satu buah Lord/DS/Baron saja serunya sudah minta ampun. Sekarang coba bayangkan berebut 3 buah Lord/DS/Baron dalam format pertarungan 10 vs 10? Seperti itulah cerita saya kalau ada orang menanyakan “Catalyst Black seru atau enggak sih?” atau “seseru apa sih Catalyst Black?”.
Sebenarnya dalam perbincangan tersebut, Cloaken menjelaskan lebih lanjut cara sistem DIDO bekerja. Tetapi pada intinya, di dalam Catalyst Black Anda bisa keluar-masuk suatu pertandingan kapanpun Anda mau.

Saya tidak merasa terlalu takjub ketika awal mencobanya. Karena saya merasa bisa keluar pertandingan kapan saja bukan sesuatu yang spesial. Walau begitu, fitur tersebut tetap berguna terutama untuk menghindari hukuman AFK. Jadi Anda tidak perlu khawatir lagi kalau tiba-tiba disuruh mak membeli beras di warung ketika sedang main. Anda bisa keluar dari pertandingan kapanpun Anda mau dan tidak mendapat hukuman.

Tapi untuk saya yang bermental kompetitif sih, bisa keluar pertandingan kapanpun terbilang kurang terasa bermanfaat. Karena biasanya saya sudah meluangkan satu waktu untuk fokus sepenuhnya bermain game dan menyelesaikan pertandingan. Paling-paling, fitur tersebut baru berguna bagi saya apabila lagi asyik main lalu tiba-tiba ditelpon pacar… Hehe.

Selain itu, sistem Catalyst Black juga sangat informatif terhadap teman dalam Friend List yang bergabung ke dalam pertandingan. Selain diberi tahu dalam bentuk announcer, sistem juga akan membedakan warna Heatlh Bar teman di dalam Friend List yang bergabung ke dalam pertandingan kita. Berkat sistem ini, pemain jadi punya pilihan “mabar” yang menarik.

Misalkan teman tergabung ke dalam pertandingan sebagai lawan, Anda mungkin bisa cegat pergerakannya dan ajak duel adu tembak teman Anda terlepas dari kondisi yang sedang terjadi di dalam pertandingan.

Misalkan teman tergabung ke dalam pertandingan sebagai kawan, maka Anda jadi bisa koordinasi lebih mudah untuk memenangkan pertandingan. Jadi, bermain bersama kawan di Catalyst Black sebenarnya terbilang cukup mudah. Selain langsung Join dari pertandingan yang sudah berjalan, Anda mungkin juga bisa menyiasatinya dengan cara Find Match secara bersamaan agar tergabung di dalam satu pertandingan yang sama.

Selain bisa keluar dari pertandingan kapanpun Anda mau, saya juga merasa permainan Catalyst Black cenderung mudah dan sangat casual-friendly walaupun memiliki kedalaman mekanik yang bersifat kompetitif.

Berhubung format pertandingan bisa mencapai 10 vs 10, sekadar asal tembak dan membunuh lawan yang ada di hadapan juga sudah tergolong membantu memenangkan permainan. Tidak perlu repot memikirkan objektif apa yang harus direbut ataupun strategi tertentu untuk bisa memenangkan permainan.

Tapi Anda juga bisa main “mikir” dan kompetitif di dalam Catalyst Black. Penyebabnya adalah karena game ini memiliki beberapa objektif yang jelas, sistem Loadout beragam dengan gaya main yang berbeda-beda, dan mekanik permainan yang beragam layaknya sebuah game MOBA.

Istimewanya dari penerapan fitur tadi adalah kemungkinan untuk gabung pertandingan kawan kapanpun Anda mau. Ketika baru rilis, beberapa pemain sempat kelabakan karena bingung tidak ada fitur Party. Melihat keadaan tersebut, saya lalu mencoba Add Friend secara acak dari kawan-lawan yang saya temui di dalam pertandingan. Ternyata benar, fitur Party memang tidak ada. Tapi sebagai gantinya, kita bisa tahu apabila kawan sedang bermain dan mode permainan apa yang sedang ia mainkan. Apabila Anda ingin mabar, ada tombol Join di sebelah nickname yang langsung membawa Anda ke dalam pertandingan yang sedang dijalani sang teman.

Walau bisa Join kapapnpun yang kita mau, sistem DIDO tidak bisa memastikan apakah kita akan menjadi kawan atau lawan dari teman yang sedang bertanding. Fokus sistem DIDO adalah untuk terus menyeimbangkan pertandingan. Apabila ada satu orang dari fraksi biru keluar dari pertandingan, maka pemain baru yang join akan dimasukkan ke dalam fraksi tersebut demi menyeimbangkan jumlah pemain antar tim di dalam pertandingan.

Hal tersebut mungkin juga jadi alasan kenapa fitur Party jadi tidak ada. Mengapa begitu? Karena fitur Party bisa jadi membuat pertandingan tidak adil. Pemain dalam Party tentu berharap bisa disatukan di dalam satu tim tim.

Jika skenario yang saya sebut di atas terjadi, kehadiran fitur Party bisa saja membuat satu fraksi punya jumlah pemain yang lebih banyak dibanding fraksi lainnya. Kenapa begitu? Karena satu orang yang keluar jadi bisa digantikan dengan beberapa orang sekaligus dari Party. Dampak dari hal tersebut adalah jumlah anggota tim yang bertanding jadi tidak seimbang.

[hybrid.co.id]

Keyword:


Editor :
Redaksi

Berita Terkait
    riset-JSI
    Komentar Anda