MPU Aceh Serukan Penghormatan terhadap Kearifan Lokal bagi Peserta PON 2024
Font: Ukuran: - +
DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Majelis Permusyawaratan Ulama (MPU) Aceh mengeluarkan tausyiah menyangkut Pelaksanaan Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI Aceh - Sumut 2024.
Dalam tausyiah MPU Aceh Nomor 5 Tahun 2024 itu, terdapat 12 poin berisi imbauan dan ajakan terhadap para peserta, salah satunya menghargai kearifan lokal di Aceh.
Ketua MPU Aceh, Tgk H Faisal Ali atau akrab disapa Abu Faisal mengatakan, pihaknya telah menyerahkan dokumen tausyiah tersebut kepada Penjabat (Pj) Gubernur Aceh, Bustami. Menurutnya, taushiyah itu dikeluarkan sebagai sumbangsih MPU demi menyukseskan PON XXI, khususnya di Aceh.
"Ada 12 poin taushiyah ini, pertama kami berharap Pemerintah Aceh dan Pemerintah Kabupaten/Kota sebagai panitia penyelenggara, serta masyarakat Aceh diminta untuk mewujudkan PON XXI Tahun 2024 sebagai sarana yang mengangkat martabat kekhususan dan keistimewaan Aceh di bidang syariat Islam dan peran ulama, pendidikan dan adat Aceh," kata Abu Faisal saat dikonfirmasi via telepon, Sabtu (6/7/2024).
Abu Faisal menyebutkan, selama penyelenggaraan PON, pemerintah serta pelaku usaha kuliner diminta agar dapat menjaga transparansi harga, menyediakan halal foods yang higienis serta memperhatikan prinsip-prinsip syariat Islam lainnya.
"Menyediakan halal food, kalau kita melibatkan pihak swasta dalam bidang konsumsi, kita harapkan untuk menyediakan konsumsi halal," katanya.
Kemudian, Pemerintah Aceh dan Pemerintah Kabupaten/Kota diminta untuk menyediakan sarana, fasilitas ibadah (muadzin dan imam) dan sanitasi yang memadai, Islami dan nyaman pada tempat pelaksanaan kegiatan PON berlangsung. Pemerintah, aparat penegak hukum, dan masyarakat juga diminta untuk menjaga keamanan dan ketertiban serta stabilitas sosial sebagai wujud menjaga marwah Aceh.
"Kepada panitia pelaksanaan agar menempatkan para atlet, tamu, dan penonton sesuai dengan jenis kelamin di tempat-tempat pelaksanaan kegiatan dan penginapan," ujarnya.
Selain itu, MPU juga meminta pemerintah dan pihak terkait untuk menata fasilitas umum dan objek destinasi wisata agar bernilai estetika dengan menampilkan atribut dan simbol-simbol syariat Islam dan adat Aceh.
"Terakhir, kami meminta panitia dan peserta PON untuk menghargai dan menghormati kearifan lokal di Aceh. Berkaitan dengan hal itu, MPU meminta pemerintah agar membuat buku panduan berisi tentang kekhususan dan kearifan lokal Aceh," tuturnya.
Sementara itu, Pj Gubernur Aceh, Bustami, berharap taushiyah MPU Aceh tentang Pelaksanaan PON itu bisa menjadi panduan khususnya dalam aspek-aspek penerapan syariat Islam di Aceh.
"Kita terus mengedukasi tamu memberikan pengertian bahwa Aceh ini syariat Islam," katanya. Bustami meyakini, selama perhelatan PON nantinya para tamu atau pendatang akan melihat bagaimana penerapan syariat Islam di Aceh.
"Walaupun ada yang berbeda keyakinan tapi kita saling menghargai. Saya berharap tamu dengan berbeda keyakinan itu, bagaimana kita bisa melayani mereka dengan baik," ucapnya. (KOMPAS.com)