Inggris Sudah Siap dengan Kemungkinan sebagai Runner Up Grup G
Font: Ukuran: - +
Dialeksis.com - Timnas Inggris membuang peluang untuk jadi juara grup G saat bertanding melawan Belgia di Piala Dunia 2018. Inggris bukan kalah setelah mereka menurunkan tim inti dan bersusah payah, melainkan karena sudah siap dengan kemungkinan jalan tersebut sejak pertandingan belum dimulai.
Gareth Southgate memutuskan untuk melakukan rotasi besar-besaran dalam laga lawan Belgia. Banyak pemain-pemain yang disimpan untuk laga terakhir, mulai dari Kyle Walker, Jesse Lingard, hingga Raheem Sterling dan Harry Kane.
Tajuk laga big match perebutan status juara grup melawan Belgia pun menjadi pudar. Southgate memilih menggunakan laga ini untuk mengistirahatkan sejumlah andalannya dan kubu Belgia juga punya pemikiran yang serupa.
Bayangan-bayangan duel ketat dan sengit di laga Inggris lawan Belgia pun tidak terjadi karena tim yang tampil di lapangan bukanlah tim dengan komposisi terbaik menurut pilihan pelatih masing-masing.
Southgate jelas berani mengambil risiko mengistirahatkan pemain di laga terakhir. Pemain Inggris era 90-an ini tak takut dengan status runner up grup karena hanya ditunggu oleh Kolombia.
Sosok Kolombia sendiri bukanlah sosok tim yang terlalu menakutkan karena penampilan mereka masih labil di Piala Dunia 2018. Bahkan bila berbicara peluang di atas kertas, status runner up grup punya jalan yang lebih cerah dibandingkan status juara grup.
Pasalnya juara grup G punya peluang untuk berjumpa Brasil di perempat final dan dalam bayang-bayang duel lawan tim besar lainnya (Uruguay, Portugal, Prancis, Argentina) di babak semifinal.
Dengan gambaran seperti itu, maka duel lawan Jepang di babak 16 besar seolah jadi 'bonus' sementara sebelum jalan terjal di depan mata.
Mengesampingkan hipotesa bahwa Inggris sengaja memilih jalan yang lebih mudah di babak 16 besar, alasan Southgate menurunkan banyak pemain cadangan di laga terakhir adalah untuk memberikan waktu istirahat kepada para pemain.
Di turnamen model Piala Dunia 2018, kebugaran pemain jadi salah satu faktor utama karena padatnya jadwal. Inggris memulai laga pada 18 Juni dan memainkan duel kedua enam hari kemudian. Jarak lebih rapat ada di jeda antara duel kedua dan ketiga yang hanya empat hari.
Inggris pun sudah harus kembali berlaga di tanggal 3 Juli untuk duel berikutnya di babak 16 besar. Dengan gambaran padatnya jadwal, logis bila Southgate memilih untuk memberikan istirahat untuk sejumlah pemain andalan.
Andai saja Southgate menurunkan formasi terbaik dan ada 1-2 pemain yang cedera, maka Southgate akan mendapatkan kritikan, tak peduli bila di akhir pertandingan Inggris mampu mengalahkan Belgia.
Selain mengistirahatkan pemain, Southgate juga punya misi lain yang bisa dilihat dari laga ini. Southgate ingin mendapatkan pemain yang sekiranya bisa diandalkan bila komposisi terbaik yang ia genggam saat ini tidak bekerja dengan baik.
Namun bila melihat penampilan Inggris di laga lawan Belgia, pemain-pemain cadangan 'Three Lions' tidak menunjukkan performa impresif.
Hal itu bisa terlihat dari statistik yang terlihat di laga lawan Belgia. Jamie Vardy dan kawan-kawan hanya mencatat satu tembakan ke gawang.
Koordinasi permainan Inggris tak rapi, alur bola tidak berjalan dengan baik, dan lini belakang sering salah komunikasi.
Bermain dengan banyak pemain yang sering duduk di bangku cadangan, terutama di bagian lini serang, jelas Southgate akan kesulitan mendapatkan nama yang kira-kira bisa cocok jadi solusi di kala kebuntuan melanda nantinya. (CNN)