Diduga "Ordal" Bermain, Proses Perekrutan Atlet Golf Aceh Untuk PON XXI Dinilai Janggal
Font: Ukuran: - +
Reporter : Naufal Habibi
Ilustrasi permainan golf. [Foto: Net]
DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Mantan Atlet Golf Aceh, Wawan SPB, menilai terdapat kejanggalan dalam proses perekrutan atlet golf Aceh menuju PON Aceh-Sumut yang dilakukan tanpa adanya seleksi.
Ironisnya, juara Kejurda di tahun kemarin adalah orang lain, namun karena tidak memiliki "orang dalam (ordal)," atlet yang berprestasi tersebut diabaikan.
Sementara itu, banyak atlet golf berprestasi di Banda Aceh justru tidak mendapatkan kesempatan yang sama, mengakibatkan masa depan mereka tenggelam akibat sistem yang tidak adil.
Hal ini sangat disayangkan dan merupakan dampak buruk dari kepengurusan Persatuan Golf Indonesia (PGI) Provinsi Aceh periode sebelumnya.
"Ada keanehan dan sangat disayangkan akibat buruknya kepengurusan PGI aceh periode sebelumnya, sementara di Banda Aceh sangat banyak atlet-atlet golf yang berprestasi tapi mereka tenggelamkan masa depan atlet golf yang berbakat dan muda," kata Wawan kepada Dialeksis.com, Selasa (25/6/2024).
Wawan juga mengatakan bahwa keanehan lainnya terlihat pada kecenderungan kiblat golf yang selalu mengarah ke Arun, Lhokseumawe.
Menurutnya, ini seolah-olah Banda Aceh tidak dianggap penting. Padahal, kantor PGI berada di Banda Aceh, namun mengapa semua kegiatan PGI harus dilaksanakan di Arun? Ini menjadi pertanyaan besar bagi pengurus PGI periode sebelumnya.
Selain itu, ada ketidaknormalan dalam pelaksanaan Kejurda tahun kemarin yang diselenggarakan di Arun di mana atlet dipaksa bermain 36 hole dalam satu hari, sesuatu yang tidak pernah terjadi di seluruh dunia.
"Ini sangat buruk dan perlu perhatian serius bahwa adanya ketidakberesan dalam kepengurusan PGI sebelumnya," ujarnya.
Ia berencana akan melaporkan persoalan ini kepada Ketua KONI Aceh dan Penjabat Gubernur, mengingat buruknya kinerja dalam merekrut atlet golf menuju PON Aceh-Sumut tanpa seleksi yang adil.
"Semoga langkah ini bisa memperbaiki sistem yang ada dan memberikan kesempatan yang lebih adil bagi semua atlet yang berprestasi," pungkasnya. [nh]