Waspada Dampak Gerhana Bulan Total
Font: Ukuran: - +
Dialeksis.com, Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) mengimbau kepada masyarakat Indonesia untuk tetap waspada terkait efek dari gerhana bulan total.
Imbauan yang dimaksud karena LAPAN menemukan ada efek gabungan gelombang tinggi di laut dengan pasang maksimum saat purnama dan gerhana bulan.
"Angin dari selatan-tenggara masih cukup kencang, sekitar 30 km per jam menyebabkan gelombang laut lebih dari tiga meter di Samudera Hindia yang mengarah pantai selatan Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara Barat, serta pantai barat Sumatera," ujar Thomas, Jumat (27/7/2018).
Sementara saat purnama, khususnya sekitar waktu gerhana bulan, Thomas menuturkan bahwa gaya pasang surut Bulan diperkuat gaya pasang surut Matahari.
"Akibatnya, pasang air laut menjadi maksimum," ucap Thomas yang juga merupakan ahli di bidang astronomi ini.
Pada kesempatan tersebut, Thomas juga menyarankan agar masyarakat yang muslim melaksanakan salat gerhana Bulan.
"Fase total terjadi pada pukul 02:30-04:13 WIB selama 107 menit. Terlama di abad ini," Thomas menambahkan.
Pada saat gerhana Bulan total, kata Thomas, Bulan berwarna merah darah sehingga disebut blood moon. Warna merah darah tersebut disebabkan pembiasan cahaya Matahari oleh atmosfer Bumi sehingga warna merah cahaya Matahari menimpa purnama.
"Maka media sering menyebut fenomena akhir Juli ini sebagai Micro Blood Moon," tutupnya. (Detik)