Wacana Jokowi 3 Periode Belum Meredup, Prof Firman Duga Dimainkan Aktor Post Power Syndrome
Font: Ukuran: - +
Reporter : Nora
Peneliti senior dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Prof Dr Firman Noor SIP MA. [Foto: Ist]
DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Peneliti senior dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Prof Dr Firman Noor SIP MA mengatakan, wacana perpanjangan masa jabatan Presiden Joko Widodo atau Jokowi 3 periode akan terus bergulir tidak pernah meredup.
"Wacana ini akan terus hidup sepanjang presiden tidak pernah tegas menyikapinya. Berkali-kali dia memberikan angin segar kepada pendukung fanatiknya untuk berwacana seperti itu, tidak memberikan teguran," ujar Prof Firman kepada Dialeksis.com, Selasa (7/2/2023).
Menurutnya, pihak yang ngotot melancarkan wacana Jokowi 3 periode merupakan orang-orang yang memiliki mental lemah terhadap demokrasi, mengedepankan syahwat terhadap kekuasaan, dan dilancarkan oleh pengindap post power syndrome alias orang yang takut posisi jabatannya hilang bila presiden diganti.
"Jadi mereka itu sangat ingin mengeksploitasi kalau perlu membenturkan sistem nggak apa-apa, yang penting barang itu jadi," kata Prof Firman.
Prof Firman menjelaskan, keinginan untuk tetap berkuasa dan lemahnya insting aman terhadap demokrasi menghasilkan cipratan yang memunculkan wacana-wacana bertentangan dengan nilai-nilai konstitusi.
"Artinya kalau mereka tidak punya syahwat kekuasaan, mungkin tidak terlalu ngotot untuk 3 periode," jelasnya.
Adapun solusi untuk mencegah paparan radikal yang bertentangan dengan konstitusi menurut Prof Firman ialah dengan melakukan penguatan civil society.
"Solusinya civil society yang masih waras bekerjasama dengan partai menganulir wacana 3 periode," pungkasnya. (Nor)