Visi Poros Maritim Jokowi: Karena Masa Depan Ada di Laut
Font: Ukuran: - +
DIALEKSIS.COM | Surabaya - Masa depan Indonesia adalah di laut karena Indonesia adalah negara maritim dengan cita-cita menjadi Poros Maritim Dunia, seperti yang diharapkan oleh Pemerintahan Jokowi-JK. Perwujudan cita-cita ini dituangkan dalam lima klaster rencana aksi kebijakan kelautan Indonesia, meliputi budaya maritim, pengelolaan sumber daya laut, infrastruktur dan konektivitas maritim, diplomasi maritim, dan keamanan maritim.
Penegasan ini disampaikan Deputi V Kepala Staf Kepresidenan Jaleswari Pramodhawardani saat membuka seminar nasional bertajuk ‘Nelayan dan Poros Maritim’ yang diselenggarakan di UIN Sunan Ampel Surabaya, Kamis 14 Februari 2019.
Seminar nasional digelar kerjasama Kantor Staf Presiden dengan Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya dan Kesatuan Nelayan Tradisional Indonesia (KNTI). Narasumber yang hadir antara lain Asisten Koordinator Staf Khusus Presiden Riza Damanik, Peneliti LIPI Dedi Adhuri, Ketua Koperasi 64 Bahari Surabaya Ahmad Syukron, aktivis perempuan KNTI Rosinah dan Kaprodi Ilmu Kelautan UIN
Seminar dimoderatori oleh Tenaga Ahli Madya KSP Alan F. Koropitan dengan narasumber pertama yaitu Ahmad Sukron yang merupakan penggagas berdirinya Koperasi 64 Bahari Surabaya untuk membantu para nelayan di Surabaya meningkatkan kesejahteraan nelayan. Narasumber selanjutnya adalah perwakilan nelayan perempuan dari KNTI yang menekankan pentingnya peran perempuan nelayan dalam mengelola pengolahan hasil tangkapan ikan dari laut.
Sementara itu, mewakili kalangan akademisi, Asri Sawiji menjelaskan pentingnya menyukseskan program pemerintah dalam bidang kemaritiman melalui enam lensa analisis yang perlu diperhatikan yakni budaya, penghidupan ekonomi, keberlanjutan, kesejahteraan, hubungan Pemerintah-penduduk-LSM, dan gender. Hal ini juga ditekankan oleh Riza Damanik selaku narasumber selanjutnya yang menekankan pentingnya memberikan pengetahuan dan sosialiasi kepada nelayan atas program-program peningkatan kesejahteraan nelayan yang sudah diluncurkan oleh pemerintah.
Untuk menjawab tantangan-tantangan dalam kesejahteraan nelayan, untuk menjawab tantangan kebutuhan pangan Indonesia yang semakin besar, dan untuk menjawab potensi yang belum termanfaatkan, maka nelayan perlu diberikan pengetahuan terhadap akses pembiayaan mikro, atau sering disebut Bank Mikro, yang telah diluncurkan oleh Presiden Jokowi," urai Riza.
Sebagai narasumber penutup, Dedi Adhuri menyebutkan pentingnya menumbuhkan paradigma bahwa nelayan adalah faktor krusial untuk mewujudkan Indonesia sebagai negara Poros Maritim Dunia.
"Salah satu tujuan dari Poros Maritim Dunia adalah menciptakan kesejahteraan bagi nelayan di seluruh Indonesia yang memanfaatkan kekayaan bahari Indonesia sebagai mata pencaharian dan oleh sebab itu nelayan perlu diposisikan sebagai rekan kerja, bukan sekadar objek pemberdayaan," pungkas Dedi.(j)