Beranda / Berita / Nasional / Ketua DKA Teuku Afifuddin Raih Doktor Teater Pertama ISBI Aceh

Ketua DKA Teuku Afifuddin Raih Doktor Teater Pertama ISBI Aceh

Kamis, 27 Juni 2024 10:00 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : biyu

Teuku Afifuddin, S.Sn, M.Sn berhasil meraih gelar doktor dari Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta pada Selasa, 25 Juni 2024. Foto: doc pribadi


DIALEKSIS.COM | Surakarta - Teuku Afifuddin, S.Sn, M.Sn berhasil meraih gelar doktor dari Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta pada Selasa, 25 Juni 2024. Disertasinya yang berjudul "Perubahan Bentuk Peugah Haba Dari Tradisi Lisan ke Pertunjukan" membawa angin segar dalam kajian seni pertunjukan Aceh.

Afifuddin, yang juga menjabat sebagai Ketua Dewan Kesenian Aceh, menjadi lulusan ke-123 dari program doktoral ISI Surakarta. Ia tercatat sebagai doktor teater pertama untuk Program Studi Teater ISBI Aceh.



"Penelitian ini membuka lorong kecil untuk menemukan perkembangan kesenian Aceh," ujar Dr. Aris Setiawan, S.Sn., M.Sn, promotor Afifuddin, dalam sidang terbuka di gedung Pascasarjana ISI Surakarta.

Disertasi Afifuddin mengkaji transformasi Peugah Haba, tradisi lisan Aceh, menjadi bentuk teater modern. Perubahan ini dipelopori oleh Mak Lapee, seniman asal Manggeng, dan diteruskan oleh murid-muridnya.

Afifuddin memperkenalkan konsep "meu'en" sebagai perspektif baru dalam menganalisis seni pertunjukan Aceh. Konsep ini mencakup enam unsur: awak meu'en (pemain), meuneu'en (konten), peumeu'en (metode), alat meu'en (peralatan), panteu (tempat), dan tereutib meu'en (alur).

"Saya ingin Peugah Haba menjadi realitas dalam tatanan kehidupan berbangsa dan bernegara," tegas Afifuddin saat ditanya tentang rencana pasca-doktoral.

Sidang berlangsung unik ketika Afifuddin diminta mempertunjukkan Peugah Haba sebagai pembuktian penguasaan objek penelitiannya. Ia menyampaikan ucapan terima kasih dalam bentuk Peugah Haba, yang kemudian dibalas oleh ketua penguji dengan irama Jawa.

Acara dihadiri oleh Dr. Marwan, Wakil Rektor II ISBI Aceh, mewakili Rektor yang berhalangan hadir. Masyarakat Aceh di Surakarta juga turut meramaikan acara dengan menyajikan kuliner khas seperti Kuah Beulangong dan timphan asoe kaya.

Keberhasilan Afifuddin ini diharapkan dapat menjadi katalis bagi pengembangan seni pertunjukan Aceh dan membuka jalan bagi penelitian-penelitian serupa di masa mendatang.

Keyword:


Editor :
Redaksi

riset-JSI
Komentar Anda