Umat Islam Kecewa Prabowo Tidak Bisa Mengaji
Font: Ukuran: - +
DIALEKSIS.COM | Jakarta - Pemilihan Presiden (Pilpres) tinggal menghitung hari, tidak sampai tiga minggu. Pada 17 April 2019, Pilpres yang menjadi pesta demokrasi lima tahunan bagi bangsa Indonesia. Semua menyambut dengan sukacita, bahkan bagi masyarakat dan para pendukung masing-masing calon presiden (capres) 01 dan 02.
Menjadi hal menarik ketika masing-masing capres juga dipertanyakan tentang ke-Islamannya mereka. Kalau capres no 01, Jokowi dan KH. Maruf Amin, tentu saja tidak disangsikan tentang kereligiusan atau keIslaman mereka.
Dalam berbagai kesempatan memunaikan shalat, Jokowi sering dipercaya menjadi imam shalat. Bahkan Jokowi sangat pintar mengaji saat melafalkan atau membaca Al Quran. Pendek kata, Jokowi sudah sangat khatam mengaji dan tidak disangsikan lagi bagaimana ke-Islaman beliau termasuk saat menggandeng ulama besar KH. Maruf Amin sebagai calon wakilnya. Perpaduan Umara dan Ulama sangat diapreasiasi dan didukung oleh seluruh masyarakat Indonesia.
Lalu bagaimana dengan capres nomor 02 Prabowo dan Sandiaga Unol. Khusus pada Prabowo setiap Jumat sering ditanya Prabowo Jumatan Di Mana? Hal ini bukan tanpa alasan. Prabowo sebagai capres ijtima ulama tentu sangat wajar bila mendapat pertanyaan tentang Probowo nggak bisa ngaji, dan Prabowo Jumatan Dimana?
Menurut Samsul B. Ibrahim , Wakil Ketua Umum (Waketum) DPP Teman Jokowi, desakan yang mempertanyakan tentang Prabowo tak bisa mengaji? dan Prabowo Jumatan Di Mana? itu adalah murni desakan masyarakat yang ingin tahu, memahami dan membuktikan calon presidennya yang notabene sebagai capres ijtima ulama bisa mengaji dan menunaikan Shalat Jumat di mana?
"Ini pertanyaan yang wajar saja, bahkan hal seperti ini juga dipertanyakan Najwa Shihab dalam acara Mata Najwa. Bukan sekedar kenyinyiran yang tidak me dasar. Tetapi memang hal ini menjadi desakan masyarakat yang ingin membuktikan calon presiden ijtima ulama. Sangat wajar dong," kata Samsul pada Jumat, 29 Maret 2019 di Jakarta.
Tak hanya Mata Najwa, tentang pertanyaan dan kesangsian Prabowo tidak bisa mengaji dan tidak Jumatan juga menjadi viral di media sosial. "Semua ini lebih karena keingin tahuan dan desakan masyarakata pada Prabowo capres ijtima ulama," kata Samsul.
Kemudian Samsul juga menegaskan melalui desakan masyarakat kepada Prabowo sebagai capres ijtima ulama adalah sebagai atau untuk membuktikan dirinya benar bisa mengaji dan Shalat Jumat.
Menurut Samsul, poin desakan dan pertanyaan ini menjadi hal yang sangat serius dan utama. "Jadi jangan diabaikan, dan tidak bisa dianggap sebagai hal sepele."
Selanjutnya Samsul.juga menjelaskan, "Kenapa Prabowo tidak berani membuktikan dirinya bisa mengaji? Prabowo capres ijtima ulama loh! Jangan-jangan memang benar Prabowo tidak bisa mengaji."
Kata Samsul, apabila faktanya Prabowo tidak bisa mengaji dan tidak menunaikan Shalat Jumat, padahal capres ijtima ulama, maka hal ini akan membuat umat Islam kecewa berat. "Umat Islam pasti merasa dibohongin."
Dan menurut Samsul, masyarakat Islam berhak kecewa berat dan marah kalau capres ijtima ulama, kok tidak bisa menenuhi persyaratan dan keharusan yang berlaku supaya Prabowo mengaji dan Shalat Jumat.
"Kalau Prabowo memang orang yang bisa melakukan mengaji dan menunaikan Shalat Jumat, tidak perlu takut. Dan Prabowo tinggal membuktikan supaya masyarakat tahu. Simple kan!," ujar Samsul. (u)