Susi Terkejut Pilotnya Disandera KKB, Pastikan Rute Penerbangan Aman
Font: Ukuran: - +
Susi Pudjiastuti saat melakukan konferensi pers terkait disandranya pilot Susi Air di Jakarta Timur, Rabu (1/3/2023). (Foto: CNN Indonesia)
DIALEKSIS.COM | Jakarata - Pemilik maskapai penerbangan Indonesia, Susi Air, Susi Pudjiastuti, mengungkapkan rasa terkejutnya atas insiden pembakaran dan penyanderaan salah satu pilotnya, Kapten Philip Mark Mehrtens, oleh Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM).
Susi menjelaskan pihaknya sejak dulu melaksanakan penerbangan di Papua dengan sangat hati-hati dan mengutamakan keamanan. Susi Air juga tidak terbang ke daerah yang sudah ada indikasi tidak aman.
"Jadi semua yang diterbangin adalah biasanya rute perintis dan rute-rute aman. Jadi Paro itu salah satu rute perintis dan kita sudah ke sana bertahun-tahun menerbangi rute perintis," ujar Susi dalam konferensi pers, Rabu (1/3/2023).
Ia menjelaskan rute perintis adalah rute yang ditentukan dalam kontrak dan harus diterbangkan oleh Susi Air.
"Apa yang terjadi ini adalah sebuah surprise. Dan saya sangat prihatin, tidak habis pikir," jelas dia.
Akibat insiden pembakaran dan penyanderaan tersebut, penerbangan maskapai Susi Air di Papua mengalami gangguan.
"Saya sebagai founder dan pemilik Susi Air ingin minta maaf kepada masyarakat Papua, pemerintah daerah, dan seluruh pengguna Susi Air di Papua yang sekarang ini menjadi terganggu karena 70 persen dari penerbangan porter kita akhirnya jadi berhenti sekarang," jelas Susi.
Susi mengungkapkan maskapainya sudah beroperasi di Papua sejak 2006 di mana saat ini sudah menerbangkan 22 pesawat, termasuk jenis Pilatus Porter.
Adapun sejak 2012, perusahaan juga mendapat amanat dari pemerintah untuk menyelenggarakan penerbangan perintis atau rute-rute yang ditentukan oleh pemerintah dalam kontrak. Tarifnya pun mendapatkan subsidi sekitar 65 persen dari pemerintah.
Diberitakan, Philip menjadi sorotan usai disandera oleh OPM sejak 7 Februari lalu. Ia dilaporkan menghilang tak lama setelah kelompok tersebut membakar pesawat Susi Air di Nduga.