Beranda / Berita / Nasional / Strategi Pembangunan Era SBY adalah Pembangunan Berkeadilan

Strategi Pembangunan Era SBY adalah Pembangunan Berkeadilan

Kamis, 25 Oktober 2018 20:47 WIB

Font: Ukuran: - +

Didik Mukrianto


DIALEKSIS.COM | Jakarta - Sekretaris Fraksi Partai Demokrat DPR-RI Didik Mukrianto menegaskan strategi pembangunan yang dijalankan pada pemerintahan era Presiden RI ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) adalah pembangunan berkeadilan. Berkeseimbangan secara bersama antara fisik/infastruktur dan sumber daya manusia.

Pembangunan era SBY juga mengerjakan sisi demand maupun supply secara bersamaan. Hal ini termanifestasi dalam Four Track Strategy yaitu : pro pertumbuhan, pro lapangan pekerjaan, pro kemiskinan, dan pro lingkungan.

Penjelasan ini disampaikan Didik Mukrianto menanggapi pernyataan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution yang mengklaim Pemerintahan Jokowi-JK memiliki strategi berbeda dalam ekonomi dibandingkan era sebelumnya karena mengerjakan supply dan demand secara bersamaan.

Berikut pernyataan Didik Mukrianto selengkapnya yang disampaikan melalui akun Twitter-nya @DidikMukrianto, Rabu malam (24/10/2018):

Terkait dg pernyataan Bp. @DarminNasution, perlu saya sampaikan beberapa hal, agar tidak ada salah persepsi yang terbangun di publik, khususnya pemerintahan di era Presiden RI Ke-6 Bp. @SBYudhoyono, sebagai berikut :

1. Strategi pembangunan yang dijalankan pada pemerintahan era @SBYudhoyono ad #PembangunanBerkeadilan. Berkeseimbangan secara bersama antara fisik/infastruktur dan sumber daya manusia;

2. Pembangunan era @SBYudhoyono juga mengerjakan sisi demand maupun supply secara bersamaan. Hal ini termanifestasi dlm strategi pembangunan yang dicanangkan dlm #FourTrackStrategy yaitu : pro pertumbuhan, pro lapangan pekerjaan, pro kemiskinan, dan pro lingkungan.

3. Dari sisi permintaan berbagai prestasi yang telah dicapai oleh pemerintahan @SBYudhoyono diantaranya :

• Pertumbuhan ekonomi selama 10 tahun rata-rata sebesar 6 persen;

• Meningkatnya produk domestik bruto hingga menjadi 15 besar ekonomi dunia. Ketika era Presiden Gus Dur dan Megawati Soekarnoputri pada 1999-2004, nilainya sebesar Rp 2.295,82 triliun. Dalam 10 tahun kepemimpinan @SBYudhoyono , melonjak hingga menjadi Rp 10.063 triliun.

• Rasio utang pemerintah thd PDB di era pemerintahan @SBYudhoyono turun hampir 55% dan pendapatan per kapita sejak Indonesia merdeka pun naik. Pada 2004, pendapatan per kapita berada di kisaran US$ 1.188 hingga di tahun 2013 berada di kisaran US$ 3.000;

• Menurunnya tingkat pengangguran terbuka dan meningkatnya pekerja formal naik dari 29,38 persen menjadi 39,90 pada 2013 di era pemerintahan @SBYudhoyono.

• Di era pemerintahan @SBYudhoyono, persentase angka kemiskinan menurun, dari 16,66 persen pada 2004, menjadi 11,25 persen pada 2014.

• Di era @SBYudhoyono sektor keuangan dan moneter juga mengalami perkembangan diantaranya : kinerja sektor perbankan menunjukan peningkatan. Perkembangan aset rata-rata tumbuh 16,44 persen, Dana Pihak Ketiga (DPK) tumbuh 15,88 persen serta penyaluran kredit sebesar 21,62 persen.

• Pertumbuhan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada masa @SBYudhoyono dinilai paling bagus dibanding pada masa presiden sebelumnya. Tingkat pertumbuhan IHSG per tahun mencapai 24,3% pada periode pertama pemerintahan @SBYudhoyono.

5. Dari sisi supply, pada pemerintahan @SBYudhoyono berbagai capaian pembangunan selama 10 tahun diantaranya :

• Meningkatnya indeks pembangunan manusia (IPM) yang sebelumnya tercatat mencapai 68,7 naik menjadi 73,45 pada 2013;

• Untuk infrastruktur, pemerintahan SBY disebut telah membangun 293 waduk, 1.221 embung, dan 7,29 juta hektar irigasi. Perkembangan lainnya ad dg meningkatkan kapasitas listrik di Indonesia. Pertumbuhan konektivitas antar wilayah berkat 8 kali lipat anggaran untuk transportasi.

• Di era @SBYudhoyono pembangunan jalan, jalur kereta api, dan penambahan armada transportasi laut, udara termasuk pembangunan pelabuhan-pelabuhan, dermaga dan bandar udara;

• Yang perlu juga diketahui pembangunan juga disusun melalui #MP3EI yang disusun, dijalankan dan diawasi secara bersama-sama Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi, Kab/Kota, BUMN & Swasta secara transaparan, terukur dan akuntabel.

Didik Mukrianto juga menyebutkan dalam paradigma pembangunan SBY, manusia dan pembangunan haruslah selaras dan berbarengan. Manusia bukan sekedar obyek pembangunan, namun subyek pembangunan itu sendiri. SDM memegang peran penting dalam proses pembangunan, sehingga dapat dibangun kualitas kehidupan manusia Indonesia menuju lebih baik.

"Untuk itu konsep yang dijalankan SBY adalah Sustainable Growth with Equity atau pertumbuhan ekonomi berkeadilan. Di mana pada perjalanannya, pembangunan harus dilaksanakan berkesinambungan dan lebih menajamkan pada Prioritas Pembangunan Nasional.

Growth with equity diartikan sebagai keserasian antara pertumbuhan dan pemerataan. Untuk itu program yang diusung pun harus menunjang kedua hal tersebut, seperti Program Keluarga Harapan (PKH), BLT, Jamkesmas, BOS, dan Kredit Usaha Kecil (KUR)," Didik Mukrianto menambahkan.

Bagi SBY, ujar Didik, pembangunan manusia dan pertumbuhan ekonomi seyogyanya haruslah dilakukan secara bersamaan. Naiknya pertumbuhan ekonomi makro akan hanya dipandang sebagai prestasi semata, ketika pembangunan manusia tidak berjalan dengan baik.

"Kestabilan adalah hal yang fundamental mengingat dalam pembangunan, masyarakat tak bisa dicampakkan begitu saja dalam pembangunan. Masyarakat adalah pembangunan itu sendiri, dan ia berada di dalamnya," Didik Mukrianto memungkasi pernyataannya. PD

Keyword:


Editor :
Indri

riset-JSI
Komentar Anda