Satgas Covid-19 Siapkan Program Perubahan Perilaku Cegah Penyebaran Covid-19
Font: Ukuran: - +
DIALEKSIS.COM | Jakarta - Satgas Covid-19 tengah menyusun kerangka program edukasi perilaku dalam pencegahan virus di lingkungan pendidikan.
Harris Iskandar, Ketua Tim Edukasi Perubahan Perilaku Satgas Covid-19, mengatakan pihaknya tengah menyiapkan kerangka program edukasi tersebut.
Program ini menyasar seluruh pihak yang terlibat, seperti peserta didik, guru, tenaga satuan pendidikan, dan pemerintah daerah untuk menjadi agen perubahan perilaku protokol kesehatan.
“Kami sedang menyusun indeks kepatuhan di institusi pendidikan, sehingga kita bisa membuat strategi yang lebih tajam lagi yang berbeda antara satu daerah dengan daerah lainnya,” kata Harris dalam media briefing, Jumat (11/9/2020).
Program tersebut diwujudkan dalam berbagai kegiatan seperti kampanye publik, sosialisasi, webinar, lomba, media sosial, dan duta edukasi perubahan perilaku.
Untuk satuan pendidikan, pihaknya telah menyelenggarakan bimbingan teknis dalam rangka peningkatan kapasitas baik pendidik dan tenaga pendidikan, misalnya pelatihan 3M, pedoman penyediaan sarana prasarana sanitasi, dan lainnya.
Pedoman protokol kesehatan diberikan sejak sebelum berangkat sekolah, sebelum masuk gerbang, saat KBM, perjalanan pulang sampai tiba di rumah.
Pada 9 September lalu, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan telah mengeluarkan Surat Edaran Sekjen Kemendikbud untuk mengingatkan kepada para pendidik agar mengimbau guru setiap awal kegatan belajar menyampaikan pesan singkat 3M.
Selain itu, guru juga bisa memilih untuk menyetel video 1-2 menit terkait edukasi 3 M (menggunakan masker, mencuci tangan, menjaga jarak).
“Sekadar mengingatkan berulang-berulang sehingga masuk ke dalam otak refleks sehingga selalu ingat,” jelas Harris.
Ketua Bidang Perubahan Perilaku Satgas Penanganan Covid-19 Sonny Harry B. Harmadi mengatakan institusi pendidikan menjadi salah satu tempat utama untuk mendorong kepatuhan.
Saat ini terdapat 650.000 satuan pendidikan, 4,18 juta guru, 66,8 juta peserta didik, dan keluarga peserta didik 42,97 juta.
“Bayangkan ada 150 juta [orang] kita pengaruhi melalui institusi pendidikan. Jangkauannya sangat luas dan cepat,” ujar Sonny.
Dia meyakini perubahan perilaku dapat dihasilkan dari dorongan motivasi dari luar atau membangkitkan kesadaran dari dalam diri siswa.
“Dengan adanya keterbatasan waktu sebelum Pilkada, kami ingin kepatuhan masyarakat terhadap protokol kesehatan sudah tinggi. Oleh karena itu, kombinasi motivasi dari luar dan dalam kita lakukan,” ujarnya.
Sejumlah intervensi yang telah dilakukan adalah memberikan nasihat, dorongan, sanksi, dan insentif.