Rilis Data Inflasi, Rupiah Menguat
Font: Ukuran: - +
Reporter : CNN Indonesia
DIALEKSIS.COM | Jakarta - Nilai tukar rupiah berada di posisi Rp14.450 per dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Kamis (3/1). Posisi ini menguat 7 poin atau 0,05 persen dari Rabu (2/1) di posisi Rp14.458 per dolar AS.
Di kawasan Asia, rupiah hanya menguat bersama yen Jepang 1,1 persen. Sementara peso Filipina dan dolar Hong Kong stagnan.Sedangkan dolar Singapura melemah 0,07 persen, baht Thailand minus 0,11 persen, ringgit Malaysia minus 0,21 persen, dan won Korea Selatan minus 0,61 persen. Begitu pula dengan mata uang utama negara maju. Hanya euro Eropa dan franc Swiss yang berada di zona hijau dengan menguat masing-masing 0,02 persen dan 0,28 persen.
Analis Monex Investindo Dini Nurhadi Yasyi memperkirakan rupiah berhasil menguat tipis pagi ini karena sentimen fundamental ekonomi yang cukup baik. Hal ini tercermin dari tingkat inflasi yang hanya 3,13 persen atau lebih rendah dari target pemerintah di 3,5 persen.Begitu pula dari sisi fiskal, realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2018 cukup memuaskan. Penerimaan negara tercatat menembus target, bahkan mencapai 102,5 persen.
Lalu, belanja negara mencapai 99,2 persen dari target, defisit anggaran di kisaran 1,76 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB), dan keseimbangan primer defisit Rp1,8 triliun. "Mungkin ini bisa jadi alasan rupiah menguat tipis. Meski, peluang penguatan lebih lanjut mungkin terbatas," ujarnya kepada CNNIndonesia.com, Rabu (3/1).Hal ini karena dari sisi eksternal sejatinya tengah ada tekanan dari pasar keuangan global yang membuat beberapa mata uang aman alias safe haven mulai diburu. "Yen Jepang menguat tinggi, harga emas juga naik. Sentimennya mulai beli aset aman semua," katanya. (uli/agt)