Rektor UMJ: Presiden Prabowo, Hentikan Selalu Memuji Jokowi
Font: Ukuran: - +
Reporter : Arn
Rektor Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ), Prof. Dr. Ma’Mun Murod, M.Si saat membuka Uji Kompetensi Wartawan ke 14 di Universitas Muhammadiyah Jakarta, Jumat (21/02/2025). [Foto: Dialeksis.com/Arn]
DIALEKSIS.COM | Jakarta - Rektor Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ), Prof. Dr. Ma’Mun Murod, M.Si, mengkritik kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto dalam pembukaan Uji Kompetensi Wartawan (UKW) ke-14 yang berlangsung selama dua hari 21-22, Februari 2025 di aula FISIP UMJ.
"Sudahlah, jangan selalu memuji Jokowi. Prabowo dipilih dan bekerja untuk rakyat, bukan untuk memuji Jokowi," tegasnya saat membuka acara, Jumat (21/2/2025).
Ia menambahkan, "jangan sampai terkesan di masyarakat bahwa Presiden Prabowo masih berada dalam bayang-bayang Jokowi. Artinya, beliau terpengaruh oleh sosok Jokowi dan tidak menunjukkan kepemimpinan yang bebas serta independen."
Prof. Ma’Mun juga mengungkapkan bahwa kondisi demokrasi Indonesia saat ini sangat memprihatinkan, terbukti dari terpilihnya seorang wakil presiden dengan cara yang bertentangan dengan norma dan tidak normal.
"Jika penentuan posisi wakil presiden hanya didasarkan pada penafsiran dan menabrak UU dan aturan lainnya, maka hal itu sama saja dengan menjual martabat bangsa dan negara," ujarnya.
Lebih lanjut, ia menyoroti tantangan serius dalam tata kelola hukum di Indonesia. "Dalam kepemimpinan Presiden Prabowo, negara tengah dihadapkan pada keadaan darurat korupsi. Banyak kasus yang merusak negeri ini, namun jumlah pelaku korupsi tidak kunjung berkurang. Ada yang salah dan perlu diperbaiki dalam tata kelola hukum di Indonesia. Jika diperlukan hukuman berat sebagai solusi, maka aturan tersebut harus segera dibuat," pungkasnya.
Terkait peran media, Prof. Ma’Mun menegaskan bahwa keterlibatan jurnalis sebagai pilar keempat demokrasi sangat penting, tidak hanya sebagai penyampai hiburan dan pendidikan, tetapi juga sebagai pengawas informasi dan kontrol sosial.
"Rekan-rekan wartawan dapat memberikan kritik konstruktif dan solusi terhadap berbagai masalah negara dan bangsa," ujarnya.
Menurutnya, yang terpenting adalah wartawan memiliki loyalitas kepada bangsa dan negara, bukan kepada partai politik, organisasi, atau tempat kerja.
"Kondisi saat ini menunjukkan krisis loyalitas, di mana lebih diutamakan loyalitas kepada organisasi atau institusi tertentu daripada kepada bangsa dan negara. Sudah seharusnya kita semua bertanggung jawab secara moral untuk peduli, beraksi, dan menjaga bangsa serta negara tercinta ini," pungkasnya. [ar]
- Presiden Prabowo Rangkul dan Jabat Tangan Mualem di Istana Kepresidenan
- Gubernur Aceh Hadiri Silaturahmi Kebangsaan, Presiden Prabowo: Saya Bangga dengan Mualem
- Revisi UU Minerba, Rektor UMJ Tolak Pemberian Konsesi Tambang untuk Perguruan Tinggi
- Polri Tangkap Lagi Pelaku Deepfake AI yang Mencatut Presiden Prabowo Subianto
Berita Populer

.jpg)