Refly Harun Urai 5 Cara Jegal Anies Baswedan Jadi Capres 2024
Font: Ukuran: - +
Anies Baswedan. [Foto: Antara]
DIALEKSIS.COM | Jakarta - Gerakan masif Anies Baswedan menyapa masyarakat keliling Indonesia dinilai Pakar Hukum Tata Negara Refly Harun membuat cemas para lawan politiknya.
Sehingga bisa saja Anies dijegal tengah jalan untuk menghentikan langkahnya menuju Pilpres 2024. Menurut Refly setidaknya lawan politik bisa menggunakan lima skenario untuk menjegal Anies Baswedan.
"Analis-analis, relawan-relawan, pembenci-pembenci Anies, kira-kira gimana caranya untuk mematahkan kaki Anies ini,” kata Refly, dilansir dari kanal YouTube miliknya, Sabtu (17/12/2022).
Refly menguraikan, pertama jadikan Anies tersangka. Biarkan gelombang rakyat yang menilai benar tidaknya.
"Pokoknya salah nggak salah, jadikan saja tersangka, kan mudah. Nah hanya nanti akan berhadapan dengan gelombang rakyat, apakah rakyat akan terima atau tidak," paparnya.
Skenario kedua yang bisa dipertimbangkan adalah merayu Partai NasDem untuk kembali ke lingkaran Istana.
"Kasih fasilitas sebaik-baiknya, seenak-enaknya,” ungkap Refly.
Termasuk juga data yang pernah diungkap oleh beberapa survei Istana, bahwa NasDem terancam kehilangan pemilihnya bahkan tidak lulus parliamentary threshold.
Bila dua skenario tersebut tak berhasil, ada cara ketiga dengan menggoda Partai Keadilan Sejahtera (PKS).
Seperti dengan memberi kesempatan Prabowo Subianto untuk maju ke Pemilu 2024 berpasangan dengan Ahmad Heryawan (Aher) kendati nanti berujung kekalahan.
Yang keempat, kasih Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) jabatan enak, pasangkan dengan Ganjar yang punya peluang untuk memerintah.
"Itu jauh lebih menarik barangkali bagi AHY ketimbang Anies tidak jelas apakah akan dijadikan wakil presiden atau tidak,” terangnya.
Dan yang terakhir adalah menyetop partai lain untuk berkoalisi dengan calon pendukung Anies.
Refly menyebut, jika salah satu partai antara Demokrat atau PKS batal bergabung dengan Nasdem, maka Anies dipastikan tidak mendapat tiket maju Pilpres.
“Satu diambil, cukup untuk menghilangkan Anies Baswedan,” kuncinya.(Warta Ekonomi)