Minggu, 12 Oktober 2025
Beranda / Berita / Nasional / PW GPA Jakarta Apresiasi Penghapusan Budaya "Tot Tot Wuk Wuk" di Jalan Raya

PW GPA Jakarta Apresiasi Penghapusan Budaya "Tot Tot Wuk Wuk" di Jalan Raya

Minggu, 12 Oktober 2025 11:00 WIB

Font: Ukuran: - +

Ketua Pimpinan Wilayah Gerakan Pemuda Al Washliyah (PW GPA) Provinsi DKI Jakarta, Dedi Siregar, menyampaikan apresiasi kepada Kakorlantas Polri Irjen Pol Agus Suryonugroho atas kebijakan tegas dan progresif dalam menghapus budaya “Tot Tot Wuk Wuk” di jalan raya.[Foto: net]


DIALEKSIS.COM | Jakarta - Ketua Pimpinan Wilayah Gerakan Pemuda Al Washliyah (PW GPA) Provinsi DKI Jakarta, Dedi Siregar, menyampaikan apresiasi kepada Kakorlantas Polri Irjen Pol Agus Suryonugroho atas kebijakan tegas dan progresif dalam menghapus budaya “Tot Tot Wuk Wuk” di jalan raya.

Dedi menyebutkan bahwa suara sirene dan strobo dari kendaraan non-prioritas kini sudah tidak lagi terdengar maupun terlihat di jalan raya. Hal ini dinilai sebagai keberhasilan kebijakan Kakorlantas yang mampu menekan bahkan hampir menghapus budaya berkendara arogan yang selama ini meresahkan masyarakat.

“Kami menyampaikan rasa hormat setinggi-tingginya kepada Kakorlantas Polri atas keberhasilan menerapkan kebijakan progresif yang menekan, bahkan nyaris menghapus, budaya ‘Tot Tot Wuk Wuk’ di jalanan Indonesia,” ujar Dedi yang dilansir pada Minggu (12/10/2025).

Istilah “Tot Tot Wuk Wuk” selama ini dikenal sebagai simbol perilaku pengendara yang sembarangan membunyikan klakson, berkendara ugal-ugalan, dan menunjukkan arogansi di jalan. Menurutnya, perilaku tersebut kini mulai hilang dari jalan-jalan besar maupun kecil.

Dedi menilai perubahan ini bukan hanya hasil dari penindakan, melainkan juga karena adanya peningkatan kesadaran bersama yang didorong oleh edukasi dan penegakan hukum yang konsisten.

Ia menambahkan, kebijakan tersebut tidak hanya menyentuh aspek lalu lintas, tetapi juga mencerminkan upaya serius Polri, khususnya Korlantas, dalam membangun budaya tertib dan saling menghormati di ruang publik.

“Dengan mengedepankan pendekatan persuasif dan teknologi pemantauan modern, Kakorlantas berhasil membawa perubahan nyata yang dirasakan langsung oleh masyarakat,” ucapnya.

Menurut Dedi, banyak masyarakat merasakan jalan raya kini lebih tenang, tanpa gangguan suara klakson atau sirene yang tidak pada tempatnya.

“Dua pekan setelah Kakorlantas menyampaikan larangan penggunaan sirene untuk pengawalan, suara ‘tot-tot wuk-wuk’ kini menghilang dari jalan. Kami angkat topi untuk Kakorlantas atas setiap langkah kecil yang membawa perubahan besar,” ungkapnya.

PW GPA juga mengapresiasi strategi yang dilakukan Kakorlantas melalui pendekatan edukatif, penegakan hukum konsisten, dan pemanfaatan teknologi pemantauan lalu lintas.

“Kami yakin, dengan strategi ini, Indonesia akan menuju peradaban lalu lintas yang lebih tertib dan beretika,” ujarnya.

PW GPA turut mengajak seluruh elemen masyarakat, komunitas otomotif, pengemudi ojek daring, dan pelaku transportasi publik untuk mendukung inisiatif tersebut. Menurutnya, perubahan harus dimulai dari kesadaran bersama bahwa jalan raya adalah ruang publik yang wajib dijaga kenyamanannya.

“Sekali lagi, kami mengapresiasi langkah Kakorlantas sebagai bentuk nyata transformasi pelayanan Polri yang makin humanis dan modern,” tutup Dedi. [*]

Keyword:


Editor :
Indri

riset-JSI
bank aceh