Putri Indonesia 2022: Perempuan Harus Pintar Berinvestasi Pendidikan yang Berdampak Jangka Panjang
Font: Ukuran: - +
Reporter : Biyu
Putri Indonesia 2022, Laksmi DeNeefe Suardana. [Foto: Tangkapan layar YouTube Kartu Prakerja]
DIALEKSIS.COM | Nasional - Dalam upaya mencapai Visi Indonesia Emas 2045masih menghadapi tantangan dalam rendahnya tingkat partisipasi perempuan dalam angkatan kerja.
Survei Angkatan Kerja Nasional - Agustus 2022 menunjukkan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) perempuan hanya 56,43%, lebih rendah dibandingkan TPAK laki-laki yang mencapai 83,83%.
Merespon hal itu, Putri Indonesia 2022, Laksmi DeNeefe Suardana menyampaikan memang masih banyak yang harus dilakukan.
"Melihat data 64,5 persen, UMKM Indonesia dijalankan oleh perempuan. Sebenarnya perempuan memang terlibat dalam ekonomi. KIta memang harus mendorong mereka untuk lebih berdaya, kita juga harus meminimalkan bias gender, membuka pandangan terkait peran perempuan," ucap Laksmi dalam Diskusi Publik Prakerja dan Perempuan Indonesia yang digelar pada Pekan lalu secara daring.
Ia mengungkapkan, terkadang kita masih kaget jika perempuan bekerja sebagai teknisi, sebagai supir. Padahal kenyataannya hal itu terjadi, partisipasi prakerja teknisi sebanyak 50 persen adalah wanita.
"Prakerja menjadi momentum membangkitkan tenaga kerja wanita, karena kita kompeten," tekannya.
Desainer pakaian itu mengungkapkan, menjadi Generasi Z atau milenial saat ini sangat menantang. Bahkan harus memperlakukan diri sendiri sebagai bisnis.
"Karena kita sebagai perempuan tidak hanya memiliki banyak tanggung jawab, tapi kita juga sekarang, mau nggak mau harus memiliki banyak micro-skill atau pengetahuan. Karena kita nggak bisa cuma jadi atlet, kita nggak bisa cuma jadi chef, tapi kita harus jadi chef yang bisa social media marketing," ucap Laksmi dalam Diskusi Publik Prakerja dan Perempuan Indonesia yang digelar pada Pekan lalu secara daring.
Sehingga, kata aktivis UNICEF itu, perempuan harus pintar memikirkan bagaimana dirinya berinvestasi pada pendidikan, memilih pelajaran yang akan menguntungkan dirinya sebagai perempuan dalam jangka waktu yang panjang.
"Kalaupun kita memilih satu fokus pelajaran, tetaplah pelajari hal baru. Perkaya dirimu setiap saat," tutur Laksmi yang pernah berkuliah bisnis fesyen di Italia.
Meski perempuan, sebutnya, bekerja di bidang STEM (Science, Technology, Engineering, Mathematic), tapi sebagai perempuan tetap ingin berpenampilan baik.
"Bagaimana belajar make up, skill presentasi, personal branding, social media, dan lainnya. Itu mungkin sepele, tapi sangat penting karena berdampak besar," pungkasnya. [BY]